BANGLI, Kilasbali.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengatakan, secara umum pertumbuhan ekonomi nasional pasca pandemi sebesar 5,22 persen, di mana sektor pariwisata menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional terbesar nomor dua.
Sementara, Bali tumbuh di atas 3 persen. “Sekarang, di pertengahan tahun, Bali menjadi destinasi terbaik di dunia. Semoga, ke depan akan semakin banyak mendapat kunjungan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” harap Sandiaga Salahudin Uno saat ditemui di Desa Undisan, Bangli, Jumat (12/8/2022), terkait program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Saat itu, Menparekraf yang akrab disapa Mas Menteri mengenakan udeng khas Bali, didampingi Duta Wisata Jegeg Bagus Bangl melakukan serangkaian protokol kesehatan seperti, cek suhu, cuci tangan, dan scan PeduliLindungi, serta menyaksikan iring-iringan penampilan gong hingga di depan Puri Karang. Setiba di Homestay Pura Karang, Mas Menteri dan rombongan disambut penampilan Tari Panyembrame dari Sanggar Tari Catur Puspa Ranti.
Kemudian berkesempatan melihat produk UMKM kriya yang menjadi andalan Desa Undisan yaitu, kerajinan bunga emas, anyaman, serta kerajinan keris. Lalu, Mas Menteri naik VW Safari menuju ke De Klumpu Bali Eco Tradi Stay untuk melihat aktivitas sejumlah wisatawan asing saat mengikuti “cooking class”.
Desa Undisan masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik pada ADWI 2022, hal ini melalui proses uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori yakni, daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), homestay, toilet umum, digital dan kreatif, Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), dan kelembagaan desa. Selanjutnya, akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf seperti Adira Finance melalui program “Moslem Friendly Tourism”.
Dalam sambutannya, Mas Menteri mengapresiasi prestasi Desa Wisata Undisan. “Hal ini adalah “the best of the best”, di mana pariwisata berbasis masyarakat, komunitas, dan adat, yang sangat kita junjung tinggi. Tapi juga mengedepankan prinsip-prinsip digitalisasi, berkelanjutan, dan mampu menjadi inspirasi bagi desa wisata yang lain,” katanya.
Menurutnya, ini merupakan kesempatan untuk kebangkitan ekonomi dan kebangkitan sektor pariwisata, desa wisata ini adalah “pandemic winner” yang berhasil meningkatkan kunjungannya 30 persen di tengah pandemi. “Di saat pariwisata mengalami kesulitan ternyata desa-desa wisata inilah pilihan utamanya. Karena konsep yang dijual adalah keseharian masyarakat desa di alam terbuka,” beber Sandi, disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Bicara potensi wisata, Desa Undisan memiliki suasana alam yang asri, sejuk, dan terdapat Air Terjun Tangkup, ditambah dengan sentuhan budaya masyarakat lokal yang unik dan menerapkan “community based tourism”.
Desa Undisan dinobatkan sebagai desa wisata dan mendapatkan SK pada tahun 2014 hingga berhasil menarik perhatian para pengusaha untuk membuka penginapan di antaranya, De Klumpu Bali Eco Tradi, De Umah Bali, dan D’karang Homestay yang mendapat penghargaan sebagai peringkat 1 nasional saat lomba homestay pada tahun 2017 lalu.
Untuk menuju lokasi Air Terjun Tangkup, pengujung harus memiliki stamina yang cukup, karena jarak yang ditempuh lumayan panjang dan terjal, memiliki pemandangan indah selama tracking melalui hamparan deretan sawah dan tegalan kopi milik masyarakat. Air Terjun Tangkup juga dikenal dengan nama Air Terjun Dukuh Sakti dengan ketinggian sekitar 25 meter dan masih terbilang sangat alami sehingga menarik untuk dikunjungi.
Desa Wisata Undisan juga memiliki destinasi wisata sejarah seperti Situs Arkelogi Arca Ganesha di Pura Puseh, Desa Adat Undisan Kelod. Kemudian ada pemandian Dedari yang biasa didatangi wisatawan untuk melakukan melukat atau prosesi penyucian diri khas Bali, dan masih banyak lagi potensi wisata lainnya. (kb/djo)