BadungEkonomi BisnisSosial

Bali Provinsi Bebas Emisi

Menteri ESDM Beri Penghargaan Gubernur Koster

    MANGUPURA, Kilasbali.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Arifin Tasrif menyampaikan terima kasih dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada Gubernur Bali, Wayan Koster. Karena telah mencanangkan Bali menjadi Provinsi bebas emisi beberapa tahun ke depan dengan program – program nyata.

     

    Kata dia, program nyata Gubernur Bali untuk menjadikan Provinsi Bali bebas emisi adalah suatu inisiatif salah satunya dalam mendukung industri pariwisata yang berkualitas melalui udara Bali yang sangat bersih dan sehat.

     

    Hal itu disampaikan Arifin Tasrif di sela-sela Parade Sepeda Motor Konvensi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Listrik di Central Parkir ITDC, Nusa Dua, Badung, Kamis (1/9).

     

    Parade itu tampak dihadiri Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa, serta Kadis Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Kadis Perhubungan Provinsi Bali, dan Kadis Pariwisata Bali.

    Baca Juga:  Penyineban Karya IBTK Tahun 2024, Pj Gubernur Bali Nuek Bagia Pula Kerti

     

    Arifin Tasrif mengatakan, kendaraan roda dua hasil konvensi dari mesin berbahan bakar minyak menjadi mesin yang menggunakan penggerak baterai listrik, memiliki manfaat untuk mengurangi emisi CO2. Lanjutnya, emisi CO2 sangat berdampak merusak lingkungan dan juga kesehatan.

     

    “Manfaat lainnya bisa menghemat BBM. Jadi kalau hitung 1 liter BBM per sepeda motor perhari di Indonesia ini, kita membakar 800 ribu barel minyak, kalau harga minyak sekarang 100 dollar, maka setiap hari Kita sudah bakar 80 juta dollar atau Rp 1,2 triliun uangnya dijadikan asap. Kendaraan bermotor listrik juga bisa menghemat biaya untuk pemakai kendaraan,” kata Arifin Tasrif.

     

    Arifin Tasrif membeberkan prospek kendaraan listrik berbasis baterai. Menurut dia, akan menumbuhkan industri baru di Indonesia serta mampu menyerap tenaga kerja baru.

     

    Apalagi di Indonesia memiliki bahan mineral, nikel, tembaga dan lain sebagainya yang bisa diproses menjadi bahan jadi baterai, sehingga tidak hanya industri motor, tapi akan masuk juga ke industri kendaraan roda empat, dengan demikian Indonesia mempunyai target emisi 0 di Tahun 2060 dan sektor yang paling menjadi kontributor besar nantinya adalah sektor transportasi darat, laut, maupun udara. “Untuk itu, pemerintahan sekarang sedang menyiapkan strateginya,” ujarnya.

    Baca Juga:  Populasi Anjing di Prediksi 82.195 Ekor, Pemkot Denpasar Door to Door Vaksinasi Rabies

     

    Sementara itu, Wayan Koster menyampaikan program ini merupakan implementasi dari kebijakan pengunaan energi bersih di Bali yang diatur melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, dan disektor hilirnya ada kebijakan penggunaan bermotor listrik yang diatur melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

     

    Koster membeberkan, transisi energi bersih yang dilakukan dalam rangkaian G20 ini, merupakan suatu implementasi yang diterapkan di Provinsi Bali. Pihaknya sangat mendukung kebijakan ini, sehingga di Tahun 2023 mendatang akan diintensifkan dengan memberlakukan kebijakan zonasi.

     

    “Penggunaan kendaraan listrik agar digunakan oleh anak – anak muda, seperti SMA dan Mahasiswa, karena biayanya lebih murah dari  pada sepeda motor berbahan bakar minyak, tidak perlu perawatan, tidak pakai oli, dan tidak mengeluarkan asap. Kita akan prioritaskan konvensi kendaraan tersebut di daerah pariwisata seperti Nusa Penida, Ubud, Sanur hingga Kuta,” katanya.

     

    Baca Juga:  Realisasi Pajak Daerah Pemkot Denpasar 29,16 Persen pada Triwulan I 2024

    Agar masyarakat menggunakan kendaraan listrik, lanjut dia, masyarakat perlu diberikan pemahaman terlebih dahulu. Seperti halnya dulu ketika orang masak menggunakan bahan bakar kayu, kemudian beralih ke kompor minyak, setelah itu pakai kompor gas, dan menggunakan listrik seperti rice cooker.

     

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan peran Menteri ESDM memang ingin mengubah sistem transportasi dari bahan minyak import menjadi energi domestik, yaitu listrik, dan ini adalah program yang sangat sejalan dengan program Gubernur Bali. Yakni energi bersih yang diatur melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.

     

    “Kepolisian juga telah mendukung proses konvensi kendaraan dari BBM ke listrik ini,” pungkas Dirut PLN. (m/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi