CeremonialDenpasarSeni BudayaSosialTokoh

Industri Herbal Sebagai Sumber Penghidupan

    DENPASAR, Kilasbali.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengukuhkan Pengurus Gotra Pangusada di Kabupaten/Kota dan Provinsi Bali Periode Tahun 2022-2027 di Aula Rektorat Universitas Hindu Indonesia, Sabtu 24 September 2022.

    Terbentuknya Pengurus Gotra Pangusada Bali merupakan momen bersejarah dan menjadi satu – satunya organisasi pengobatan tradisional di Indonesia yang mendapatkan perhatian serius dari seorang pemimpin daerah.

    Hal itu dengan kebijakan yang dikeluarkan Wayan Koster yang tertuang di Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Kesehatan.

    Wayan Koster menjelaskan Bali memiliki potensi luar biasa dibidang usada/pengobatan tradisional Bali yang sejatinya telah menjadi sumber penghidupan, namun keberadaannya belum ada yang berani menampilkannya hingga menjadi suatu kebanggaan krama Bali.

    Baca Juga:  Koster-Giri Yakin Raih Suara 75 Persen di Gianyar

    Atas hal itulah, dia meminta Pengurus Gotra Pangusada Bali menjaga warisan leluhur yang sangat visioner ini dengan memanfaatkan sumber daya alam, manusia, dan budaya Bali sebagai kekuataan untuk membangkitkan kembali Pangusada Bali sebagai layanan kesehatan tradisional Bali.

    “Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang termuat dalam berbagai lontar, disebutkan manusia Bali termasuk orang yang memiliki kelas atau ras unggul, salah satunya dibuktikan oleh adanya keahlian di bidang Pangusada/Pengobatan Tradisional Bali,” jelas Koster.

    Dengan keunggulan yang dimiliki manusia Bali, lanjut dia, harus dimanfaatkan oleh Pengurus Gotra Pangusada bersinergi dengan akademisi untuk melakukan pendataan dan penelitian terhadap tanaman yang tumbuh di alam Bali. Karena ada sekitar 3 ribu tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai usada/obat.

    Baca Juga:  Penjelasan Wayan Koster Soal Tagline One Komando Pusat

    “Hasil penelitiannya, disosialisasikan ke masyarakat hingga dijadikan kekuatan ekonomi dan sumber penghidupan Krama Bali dengan menciptakan obat herbal tradisional Bali,” pintanya.

    Apabila tanaman berkhasiat yang hidup di Bali dimanfaatkan secara maksimal sebagai obat, Koster mengaku yakin tidak akan tergantung lagi dengan sumber daya dari luar, dan Bali akan berdikari secara ekonomi sesuai konsep Ekonomi Kerthi Bali, karena mampu menciptakan industri herbal sebagai sumber penghidupan.

    “China akan kalah, kalau industri herbal di Bali dijalankan secara serius, karena itu saya akan dorong terus potensi ini untuk menjadi kebanggaan dan kekuatan ekonomi, seperti halnya arak Bali dan garam tradisional lokal Bali yang kini telah masuk ke pasar tradisional, pasar modern, pasar ekspor, hingga dibeli oleh hotel/restaurant di Bali,” ungkpanya. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi