BulelengSosial

Cetak Generasi Gemilang Bali Bebas Stunting

    SINGARAJA, Kilasbali.com — Badan Kependudukan Keluarga Berencana  Nasional (BKKBN) Propinsi Bali bekerja keras menyiapkan beragam strategi dalam upaya menekan persentase kasus stunting atau anak gagal tumbuh.

    Nah, dalam rangka percepatan pencapaian itu,  dr Ni Luh Gede Sukardiasih M For, MARS selaku Kepala BKKBN Bali bersama Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyanan SP terus bergerak melakukan edukasi ke masyarakat.

    Pun, menyasar generasi milenial (kalangan remaja) melalui gerakan edukasi bertajuk Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja atau disingkat PKBR yang dikemas dalam dialog tanya jawab mengundang pelajar SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng yang diselenggarakan di Gedung Sebaguna Citta Karya Graha Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Minggu (18/12) sore.

    Kariyasa mengaku, pihaknya optimis gerakan PKBR  bakal mampu menekan persentase kasus stunting di Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng. Gerakan PKBR  diklaim mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai penentu masa depan bangsa.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gandeng Bulog, Siapkan 32 Ton untuk Operasi Pasar

    “Penyebab kasus stunting di Buleleng itu, didominasi pernikahan dini (dibawah umur). Melihat fenomena ini, kita mesti bersama-sama kerja keras merangkul dan mengedukasi anak anak milenial (muda) seperti pelajar, seka teruna-teruni untuk ikut berperan menekan persentase stunting melalui gerakan PKBR. Poinnya, gerakan PKBR mencakup persiapan pasangan pra nikah agar terhindar dari potensi kasus stunting,” kata Politisi PDI Perjuangan asal Desa/Kecamatan Busungbiu itu.

    Baca Juga:  Tradisi Melasti Se-Desa Adat Blahbatuh

    Berdasarkan data sebut Kariyasa, persentase kasus stunting secara nasional terbilang cukup tinggi, yakni mencapai 24 persen di tahun 2022 ini.

    “Sementara, untuk persentase stunting di Propinsi Bali tercatat 10,9 persen, dan khusus di Kabupaten Buleleng 8,9 persen. Nah, meski kasus stunting di Bali ini tergolong kecil, namun ini akan sangat berpengaruh kepada pariwisata Bali. Maka kita targetkan kasus stunting di Bali bisa ditekan, semakin kecil terlebih bebas supaya Bali bisa jadi brand (model) kesehatan yang bisa dijual untuk pariwisata Bali. Ya, sangat optimis Bali jadi primadona pariwisata dunia karena bebas kasus stunting,” terangnya.

    Baca Juga:  Lewat Kolaborasi Lokal dan Internasional Perdana, Syrco BASÈ Gelar 'Collection I'

    Kariyasa dihadapan puluhan pelajar berpesan, kedepan pelajar aktif ikut mengkampanyekan PKBR.

    “Bahwasannya, stunting sangat berbahaya, terlebih di dua kabupaten yakni Buleleng dan Jembrana terdapat kenaikan kasus stunting. Mari bersama-sama aktif mengkampanyekan PKBR dan Pengasuhan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) agar Bali segera terbebas dari kasus stunting,” pungkasnya. (ard/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi