DENPASAR, Kilasbali.com – Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) memiliki peranan yang sangat penting dalam menyatukan diri, memperkuat ikatan internal, menjaga dan mentaati bhisama leluhur, serta ngajegang tatanan kehidupan krama Bali sesuai dengan dresta Bali.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster saat membuka Pasamuhan Agung XVII Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi Tahun 2022, di Pasraman Widya Graha Kepasekan, Denpasar, Minggu (25/12).
“Selain itu, secara eksternal juga sangat menentukan dalam membangun soliditas, solidaritas, dan keharmonisan antar wadah pasemetonan yang ada di Bali, sehingga dengan penuh rasa kebersamaan, persatuan-kesatuan, bergotong-royong, bahu-membahu untuk membangun Bali mewujudkan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,” kata Koster.
“Titiang perlu mengingatkan dan menegaskan kembali, bahwa luas Bali hanya 5.646 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 4,3 juta orang yang menyebar di 9 kota/kabupaten, 57 kecamatan, 636 desa, 80 kelurahan, dan 1.493 desa adat,” ujarnya.
Tidak seperti daerah lain, lanjut Koster, Bali tidak memiliki sumber daya alam berupa minyak, gas, emas, dan batubara, yang menjadi sumber perekonomian daerahnya. Namun, Bali yang wilayahnya kecil ini dibandingkan dengan pulau lain di Indonesia, dianugerahi dengan kebudayaan yang kaya, unik, dan unggul, meliputi: adat-istiadat, tradisi, seni-budaya, dan kearifan lokal.
Oleh karena itu, jelas dia, kebudayaan Bali harus benar-benar dan sungguh-sungguh dilindungi, dijaga, diperkuat, dan dimajukan. Yakni; pertama sebagai sumber nilai yang menjadi identitas, karakter, dan jati diri kehidupan Krama Bali; kedua, sebagai sumber mengembangkan kreasi dan inovasi berbagai karya seni; dan ketiga, sebagai basis pengembangan ekonomi Krama Bali.
“Dalam posisi inilah, titiang memandang bahwa semua wadah pasemetonan di Bali, terlebih lagi wadah pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi yang jumlahnya terbesar di Bali, harus memiliki komitmen kuat, sungguh-sungguh, konsisten, menjadi teladan terdepan dalam menjaga keajegan kebudayaan Bali,” pungkasnya. (jus/kb)