Anomali TFR dan Unmet Need di Bali

DENPASAR, Kilasbali.com – Pelayanan KB serentak di Provinsi Bali dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di fasilitas kesehatan tertentu secara gratis. Pelayanan KB ini hanya difokuskan untuk pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), antara lain IUD, Implan, Tubektomi, Vasektomi.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih mengapresiasi pelaksanaan kegiatan pelayanan KB serentak ini. Menurutnya Kegiatan ini menjadi momen yang sangat tepat untuk meningkatkan pelayanan KB, khususnya MKJP. Tahun 2022 capaian MKJP Bali sangat rendah, hanya mencapai 56,64% dari yang ditargetkan
“Tentunya ini juga menjadi kesempatan bagi tenaga lini lapangan untuk bergerak lebih awal, karena biasanya belum terlalu banyak kegiatan di awal tahun, jadi tenaga lini lapangan bisa fokus mencari akseptor,” ujarnya di Denpasar, Rabu (18/1).
Dijelaskan, Provinsi Bali merupakan daerah dengan TFR (total fertility rate) atau rata-rata perempuan melahirkan terendah di Indonesia, yakni 1,9. Angka ini menunjukkan satu perempuan di Bali melahirkan paling banyak dua anak.

Kendati demikian, lanjutnya, rendahnya angka TFR ini tidak sebanding dengan unmet need di Bali yang berada pada angka 17,9 (44,36 persen) dari target 7,94.
Anomali ini kemungkinan dipicu penggunaan alat kontrasepsi tradisional dalam mengatur dan mengendalikan angka kelahiran di Bali.
“Angka unmet need merupakan persentase perempuan kawin yang tidak ingin memiliki anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran tetapi tidak memakai kontrasepsi,” tandasnya.
Karena itu dr. Luh De mengimbau kepada pasangan usia subur (PUS) untuk meningkatkan kualitas berkeluarga menjadi lebih baik dengan datang ke faskes terdekat dan mengikuti pelayanan KB Gratis ini serta membawa KK/KTP. (eka/kb)