
TABANAN, Kilasbali.com – Tidak ada yang lebih hebat dari pemberian Air Susu Ibu (ASI). Hal itu disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariasa Adnyana saat menghadiri edukasi pencegahan stunting oleh Badan Kependudukan Berencana Nasional (BKKBN).
Edukasi pencegahan stunting dari hulu dengan menyasar siswa/siswi itu berlangsung di SMK Restumuning, Baturiti, Tabanan, Minggu (26/2).
Ketut Kariasa Adnyana menyampaikan, salah satu faktor penyebab stunting yakni pernikahan di usia dini.
“Untuk itu usia minimal menikah perempuan usia 21 tahun karena kesiapan reproduksi, sehingga tidak melahirkan stunting,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih menyampaikan, kegiatan ini untuk percepatan pencapaian dan peningkatan kualitas pelaksanaan Proyek Prioritas Nasional (ProPN).
Kemudian, lanjut dia, edukasi Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), dan Pengasuhan 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Kami melakukan edukasi pencegahan stunting dari hulu dengan menyasar siswa/siswi SMK Restumuning, Baturiti, Tabanan,” ujarnya.
Dikatakan, untuk di Tabanan target penurunan stunting 5,41 persen di tahun 2024, dari SSGI Tabanan 8,2 persen tahun 2022.
“BKKBN telah membentuk dan memiliki Forum Genre untuk membina generasi remaja,” jelas perempuan yang akrab disapa dr Luh De.
Dijelaskan, skrining pra nikah calon pengantin, yakni tiga bulan sebelum menikah sangat penting. “Ini untuk mencegah kelahiran bayi stunting,” bebernya. (m/kb)