DenpasarSosial

Sumringah Anak-anak Korban Kebakaran Saat Menerima Seragam Baru dari AMP NKRI Semeton Bali

    DENPASAR, Kilasbali.com – Kebakaran yang terjadi di permukiman padat penduduk di RT 5 Dusun Wanasari, Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar pada Selasa (13/6) lalu, masih menyisakan duka.

    Para korban kebakaran ini, tak hanya kehilangan rumah dan harta bendanya, tapi juga masih trauma akan peristiwa tak dinyana itu.

    Mereka tak sempat menyelamatkan harta bendanya dari amukan si jago merah yang merembet cepat melahap 35 rumah, yang dihuni 42 KK itu.

    Beberapa diantaranya mengaku, hanya membawa pakaian yang melekat di badan. Untuk sementara, para korban ada yang tinggal di kost, sekolah, hingga numpang di sanak saudaranya.

    Kelompok masyarakat peduli kemanusiaan pun telah berdatangan untuk berbagi meringankan beban para korban.

    Baca Juga:  Ratusan Taekwondoin Bali Ikuti Diklat Penguji dan Kepelatihan hingga UKT
    AMP NKRI Semeton Bali mengajak anak-anak bergembira dan bernyanyi. foto/mimi

    AMP NKRI Semeton Bali Berbagi Seragam

    Salah satunya dari Aliansi Masyarakat Pembela (AMP) NKRI Semeton Bali. Aliansi ini datang dan berbagi hingga tiga kali berturut turut.

    Kali ini, AMP berbagi seragam baru untuk anak-anak korban kebakaran. Setidaknya, sebanyak 17 seragam dibagikan pada Selasa (27/6) siang.

    Seragam SD, SMP, hingga SMA ini, terdiri dari baju, celana/rok, topi, dasi, dan lengkap dengan sepasang sepatu hitam.

    Pembagian seragam ini disambut sumringah anak-anak. Mereka terlihat gembira, karena akan mengenakan seragam baru saat sekolah nanti.

    Sebelum pembagian seragam, anak-anak diajak bergembira bermain sambil bernyanyi. Mereka sangat antusias saat disuruh maju ke depan untuk bernyanyi, dan menerima hadiah permen.

    “Kami AMP NKRI Semeton Bali ingin sekadar meringankan beban orang tua untuk membeli seragam. Karena seragam mereka ludes terbakar,” ujar Ketua AMP NKRI Semeton Bali, Ni Ketut Mira Andayani.

    Baca Juga:  Terobosan Sistem Tol Non Tunai Nirsentuh Pertama di Indonesia

    Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada donatur yang telah ikut berpartisipasi dalam aksi sosial kali ini. Khususnya untuk Bali Vista Charity yang ikut menyumbang membeli seragam sekolah.

    Trauma Sang Bunda

    Sementara itu, seorang ibu bernama Nurjanah (50) menyampaikan terima kasih atas sumbangan ini. Karena, ini sangat dibutuhkan untuk anandanya, Fadil Ramadhani yang kini duduk di kelas XII SMK.

    Sang bunda yang tampak mengenakan jilbab hitam ini pun mengaku masih trauma dengan peristiwa itu. “Sampai saat ini saya masih trauma,” ujarnya.

    Baca Juga:  Re-Branding New Logo dan Instragram LVC&C Model Management di Living Wolrd Bali

    Dia menuturkan, saat peristiwa itu dirinya hanya seorang diri di rumah dan melakukan sedan memasak. Tapi, dirinya mencium bau gosong. Dia pun segera ke luar rumah mengecek.

    Nurjanah pun kaget, ternyata di rumah sebelah sudah keluar asap tebal hitam pekat. Dia pun berteriak meminta tolong. Namun sayang, saat itu sedang sepi.

    “Tidak ada siapa-siapa saat kejadian. Semuanya pada keluar kerja,” tuturnya.

    Saking cepatnya api merembet, dia mendaku tak bisa menyelamatkan harta bendanya. “Hanya baju yang melekat di badan,” ujarnya.

    Dia pun mengucap syukur, karena banyak relawan kemanusiaan yang terketuk hatinya untuk berbagi. “Terima kasih banyak kepada semua pihak yang peduli terhadap kami,” pungkasnya.  (jus/kb)

    Back to top button