Denpasar

BKKBN Bali Tegaskan Pemutakhiran Data Sangat Penting

    DENPASAR, Kilasbali.com – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)Provinsi Bali, Sarles Brabar menegaskan, pemutakhiran data yang dilakukan BKKBN sangat penting dilakukan.

    Hal itu disampaikan Sarles Brabar saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Hasil Pendataan Keluarga di Kota Denpasar, Jumat (6/10).

    Sarles Brabar menjelaskan, BKKBN melaksanakan pendataan keluarga setiap lima tahun sekal, dan di tiap tahunnya dilakukan pemutakhiran pendataan keluarga.

    “Di tahun 2023, bkkbn telah melaksanakan dua kali pemutakhiran data,” ungkap Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Bali ini.

    Baca Juga:  Australia Dukung Bali Kendalikan Rabies

    Dalam sarasehan yang diikuti 100 peserta yang diikuti dari PKB/PLKB, perwakilan kader pendata, aparat desa dari Se-Kecamatan Kota Denpasar, Sarles Brabar membeberkan terkait pemutakhiran pendataan keluarga.

    Menurutnya, kegiatan untuk memutakhirkan data keluarga Indonesia dengan cara melengkapi, memperbaiki, memperbaharui, mencatat, dan mendata keluarga baru melalui kunjungan rumah ke rumah.

    “Dengan cara wawancara dan observasi kepala keluarga yang dilakukan secara serentak pada waktu yang telah ditentukan,” jelasnya.

    Baca Juga:  Pembangunan LRT di Bali Masuk Tahap penunjukan Mitra Strategis dan Pemimpin Konsorsium Investor

    Dari hasil pendataan ini, lanjut dia, menghasilan data kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga, dan data keluarga berisiko stunting.

    Data kependudukan meliputi jumlah keluarga, jumlah penduduk, tingkat pendidikan, pekerjaan, Indikator kb meliputi jumlah PUS, PUS dengan 4T, kesertaan KB, dan PUS tidak ber-KB.

    Pembangunan keluarga meliputi kesertaan keluarga dalam poktan, kondisi rumah keluarga (sanitasi, lantai, dinding, dan atap), kepemilikan rumah, listrik, dan indikator ketentraman, kebahagiaan dalam rumah tangga.

    Baca Juga:  Atlet Tarung Derajat Jatim Latih Tanding ke Bali, Bambang Haryo Soekartono Kecewa

    “Untuk keluarga berisiko stunting meliputi tersedianya data by name by address. Keluarga yang berisiko stunting, di antaranya keluarga hamil, baduta dan balita dengan sanitasi kurang layak,” bebernya. (dian/kb)

    Back to top button