TABANAN, Kilasbali.com – Aktivasi Indentitas Kependudukan Digital (IKD) di Kabupaten Tabanan masih rendah.
Sejak program ini dimulai pada Oktober 2022, tingkat aktivasi IKD di Tabanan baru 1,26 persen atau sekitar 4.710 orang.
Tingkat aktivasi tersebut masih di bawah target pusat yang mengharuskan 25 persen dari jumlah penduduk yang telah memiliki E-KTP di masing-masing daerah.
“Sejauh ini capaian aktivasi IKD di Tabanan baru 1,26 persen,” jelas Administrator Database Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tabanan, I Ketut Ardha Chandra, Kamis (14/12).
Ia menyebutkan, jumlah penduduk di Tabanan yang sudah melakukan perekaman E-KTP sebanyak sebanyak 373.673 orang. Dari jumlah itu, baru 4.710 orang di antaranya sudah mengaktivasikan IKD.
“Capaian ini masih jauh dari target pusat sehingga masih perlu kerja keras termasuk meminta dukungan semua pihak,” ungkapnya.
Yang paling penting, sambungnya, kesadaran masyarakat ikut berpartisipasi dalam menggunakan atau melakukan aktivasi IKD.
Ardha Chandra menjelaskan, sistem pelayanan IKD di Tabanan dilakukan dengan sistem jemput bola seperti ke rumah sakit dan kantor pemerintahan.
Bahkan, layanan ini juga dibuka di kantor desa sehingga masyarakat bisa langsung mendaftar IKD tanpa harus datang ke kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang juga membuka layanan.
“Saat ini sudah ada 85 desa dari 133 desa di Tabanan sudah terinstal aplikasi SIAK untuk memudahkan masyarakat mendaftar IKD,” jelasnya.
Selain itu, sambungnya, pemanfaatan IKD juga perlu ditingkatkan. Sebab, sampai sejauh ini masih banyak layanan yang belum memanfaatkan IKD sebagai pengganti E-KTP.
“Ini yang membuat masyarakat belum merasakan manfaat yang maksimal dari IKD,” tukasnya. (c/kb)
