GianyarSeni Budaya

Selama 2023, Penyuluh Bahasa Bali Identifikasi 1.634 Cakep Lontar di Gianyar

    GIANYAR, Kilasbali.com – Selama Tahun 2023, Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar telah mengidentifikasi 1.636 cakep lontar di seluruh Kabupaten Gianyar. Lontar-lontar ini semuanya disimpan di rumah warga secara pribadi dan sebagai warisan dari leluhurnya.

    Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, I Wayan Suarmaja, Kamis (18/1), menjelaskan capaian konservasi lontar di Tahun 2023 lalu tergolong sangat banyak.

    Penyuluh Bahasa Bali Gianyar bersama Penyuluh Bahasa Bali provinsi melakukan perawatan sekaligus identifikasi, konservasi terhadap lontar-lontar yang ditemukan.

    “Jumlah sebanyak itu, terbanysn di Kecamatan Sukawati dengan jumlah 478 cakep, menyusul Blahbatuh sebanyak 405 cakep dan Gianyar 348 cakep, kecamatan lain rata-rata 100an,” jelas Suarmaja.

    Baca Juga:  Ruko dan Rumah di Gianyar Terbakar

    Sedangkan kondisi umumnya terawat dalam peti khusus, namun tidak diberi obat pengawet, sehingga rentan lapuk.

    Dari segi isi, lontar yang ditemukan lebih banyak tutur, kanda, kakawin, babad, darmaning pewayangan, usadha, wariga. Namun ditemukan  juga lontar yang isinya lain seperti Walang Wadi, Kaputusan Pramana Bayu yang ada hubungannya dengan  Aji Kamoksan.

    “Semua lontar sudah terdokumentasi dengan baik, masuk dalam katalog lontar dan penomoran,” jelasnya.

    Baca Juga:  Pj. Gubernur Mahendra Jaya Hadiri Puncak Karya Panca Wali Krama Pura Mandara Giri Semeru Agung

    Bila digabung dengan penemuan sebelumnya, dua kecamatan yang paling banyak memiliki lontar adalah Sukawati dan Blahbatuh. Hal ini dimungkinkan tetua sebelumnya adalah pembelajar dan aktif dalam kegiatan kebudayaan.

    Wayan Suarmaja sendiri berharap, lontar yang kondisinya sudah lapuk sampai 40% lebih sebaiknya dibuatkan replikasi, sehingga ke depannya masih memiliki lontar yang utuh dan terawat.

    “Harapan kami kepada pemilik, agar dibuatkan duplikat, sekaligus dibaca-baca bukan disakralkan, sehingga aspek isinya juga bisa diteruskan atau dipelajari,” harapnya.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Laksanakan Bhakti Penganyar di Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo dan Pura Mandhara Giri Semeru Agung

    Dikatakan lagi, saat ini pemilik lontar sudah semakin terbuka dan bersedia melakukan perawatan terhadap lontar. “Ya, sekarang warga sudah mulai terbuka dan mengerti bahwa lontar bukanlah benda yang tidak bisa dibuka atau dipelajari,” jelasnya.

    Sedangkan di Tahun 2024 ini masih melakukan konservasi dan identifikasi di Kabupaten Gianyar. “Lontar yang tercecer masih banyak, kita gilir di setiap desa,” ujarnya. (ina/kb)

    Back to top button