PeristiwaTabanan

Dua Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru

    TABANAN, Kilasbali.com – Dua orang pendaki dilaporkan tersesat di gunung Batukaru, Tabanan, pada Sabtu (2/3).

    Dari dua orang pendaki tersebut, satu di antaranya berhasil ditemukan dan satu orang lagi sampai dengan Senin (4/3) masih dalam pencarian.

    Pendaki yang telah ditemukan atas nama Sandika (21) dari Buleleng. Sedangkan yang masih dalam pencarian atas nama Ni Putu Putri Eka Pratiwi (25) dari Denpasar.

    “Hingga saat ini pendaki atas nama Ni Putu Putri Eka Pratiwi belum ditemukan dan masih dalam pencarian,” jelas Kapolsek Pupuan AKP I Wayan Sudiarba.

    Selain itu, proses pencarian yang melibatkan tim yang terdiri dari Basarnas, SAR, Polsek Pupuan dan Koramil Pupuan, serta warga setempat dihentikan sekitar pukul 13.00 Wita karena faktor cuaca.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Usulkan Revitalisasi Pasar Taman Sari ke Pemprov Bali

    Sudiarba menjelaskan, kedua pendaki itu memulai aktivitasnya pada Sabtu (2/3) sekitar pukul 09.00 Wita. Mereka menempuh rute jalur dari Bukit Buluh, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan.

    Sekitar pukul 15.00 Wita atau saat berada di ketinggian 200 meter dari puncak, mereka menemukan jalan buntu.

    Hal itu yang membuat keduanya memutuskan menghentikan pendakian dan memutuskan untuk turun gunung.

    Sekitar pukul 19.00 Wita, mereka mulai tersesat. “Mereka sempat berusaha menghubungi keluarganya untuk meminta bantuan,” jelas Sudiarba.

    Sembari menunggu bantuan, mereka kemudian membuat tenda sebagai tempat beristirahat. Mereka istirahat sampai keesokan harinya atau Minggu (3/3).

    Sampai hari itu, mereka belum mendapatkan pertolongan. Mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan turun dari gunung.

    Sampai dengan pukul 16.00 Wita, mereka mendengar ada suara gergaji mesin. Mereka mencari sumber suara itu.

    Baca Juga:  RPJPD Jadi Rujukan Visi Misi Cabup-Cawabup di Pilkada 2024

    Namun sampai dengan pukul 19.00 Wita, mereka tidak kunjung menemukan sumber suara gergaji mesin tersebut.

    “Karena tidak ketemu dan sudah malam hari, mereka kembali mendirikan tenda untuk beristirahat,” imbuhnya.

    Saat itu, Ni Putu Putri Eka Pratiwi sempat mengatakan kepada Sandika agar kembali naik ke gunung.

    Maksudnya, dengan naik ke gunung mereka bisa memberikan sinyal laser. Namun, Sandika tidak mengizinkannya dan meneruskan keputusan untuk bermalam di tempat yang sama.

    Pada Senin (4/3) sekitar pukul 03.00 Wita, Sandika terbangun dari tidurnya. Saat itu ia mendapati Ni Putu Putri Eka Pratiwi sudah tidak ada di tempat istirahat.

    Baca Juga:  Tabanan Jadi Tuan Rumah KTNA Nasional 2024, 3.000 Peserta Diperkirakan Hadir

    Ia sempat melakukan pencarian selama kurang lebih satu jam. Namun, Ni Putu Putri Eka Pratiwi tidak kunjung ditemukan.

    Karena itu, Sandika akhirnya memutuskan untuk turun gunung seorang diri untuk mencari pertolongan warga.

    Dalam perjalanan turun, Sandika menemukan aliran sungai. Dengan mengikuti aliran itu, ia menemukan pipa air ke perumahan warga.

    “Pipa tersebut diikuti dan kemudian Sandika sampai di tempat dia naik semula dan di sana sudah ada warga dan keluarga dari Putu Eka yang menunggu,” tandasnya.

    Untuk saat ini, Sandika diamankan di Polsek Pupuan setelah menjalani pemeriksaan dan pengobatan di Puskesmas I Pupuan. (c/kb)

    Back to top button