PolitikTabanan

Masuk Bursa Cabup Tabanan, Ngurah Panji Tunggu Instruksi Partai

    TABANAN, Kilasbali.com – Selain I Komang Gede Sanjaya, nama Anak Agung Ngurah Panji Astika masuk dalam bursa calon bupati atau cabup Tabanan dalam Pilkada 2024 mendatang.

    Anak Agung Ngurah Panji Astika atau Ngurah Panji bukanlah orang baru dalam kancah pilkada.

    Dalam Pilkada 2019 lalu, ia maju sebagai cabup dengan menggandeng Dewa Nyoman Budiasa sebagai cawabup atau calon wakil bupati.

    Hanya saja, dalam pilkada tersebut ia kalah dalam head to head melawan I Komang Gede Sanjaya yang berpasangan dengan I Made Edi Wirawan.

    Baca Juga:  Tabanan Jadi Tuan Rumah KTNA Nasional 2024, 3.000 Peserta Diperkirakan Hadir

    Soal peluang akan turut serta dalam Pilkada 2024, Ngurah Panji mengaku masih berpikir-pikir dan menunggu instruksi dari internal Partai Gerindra, tempatnya bernaung saat ini.

    “Kalau dulu saya maju jalur independen karena saya bukan anggota partai,” ujar Ngurah Panji, Minggu (24/3).

    Menurutnya, sampai sejauh ini ia belum mengetahui arah kebijakan partainya terkait Pilkada 2024.

    “Sekarang ini saya masuk kader partai Gerindra. Karena sebagai seorang kader, maka saya harus tunduk terhadap perintah dari partai,” imbuhnya.

    Baca Juga:  Cegah Keterlibatan dalam Judol, HP Personel Polres Tabanan Dirazia

    Ngurah Panji mengaku agak pesimistis dengan demokrasi di Tabanan dalam konteks pilkada.

    Menurutnya, demokrasi di Tabanan tidak lagi berbasis ide atau gagasan melainkan demokrasi transaksional atau money politic. Entah dari kantong pribadi calon maupun dana hibah.

    Karena itu, sambungnya, daripada bersusah payah sebaiknya pilkada ditiadakan. Sebab, pilkada sudah tidak bicara ide dan gagasan.

    “Terkecuali ada aturan KPU sebelum pilkada berlangsung dan berjalan, tidak mengeluarkan dana hibah dan bansos. Baru demokrasi punya integritas,” ujarnya.

    Baca Juga:  Pertamina Dukung Perkembangan DTW Alas Kedaton

    Ia berkaca pada Pilkada 2019 saat dirinya maju. Waktu itu pilkada berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

    “Kalau calon Bupati lawan dana hibah kebanyak tidak kuat. Saya maju saat (pandemi) Covid-19. APBD yang seret, dana hibah bisa keluar saat itu di Tabanan,” sambungnya.

    Selain itu, dari perolehan kursi di DPRD kabupaten, 80 persennya dikuasai PDIP yang menjadi partainya calon petahana.

    “Banyak pertimbangan untuk maju pilkada. Maju bisa saja. Cuma harus berhitung matang dan matematis,” tukasnya. (c/kb)

    Back to top button