GianyarPolitikTokoh

Tiga Kali Nyaleg Akhirnya Jadi, Begini Penuturan I Gusti Nyoman Sena

    GIANYAR, Kilasbali.com – Menuju Gedung DPRD Gianyar memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Dari 330 caleg yang hanya menyediakan 45 kursi tentu banyak strategi yang dijalankan.

    Demikian halnya I Gusti Nyoman Sena, SH (53) yang tetap kukuh dan setia Partai Golkar meski berulangkali gagal di Pileg. Kali ini Sena akhir lolos dari Dapil 7 (Tampaksiring).

    Ditemui usai ukur baju di Gedung DPRD Gianyar, Selasa (7/5), pria kekar asal Pejeng Kawan, Tampaksiring ini terlihat datar.

    Alumni SMA Wiyata Dharma ini mengaku hanya menjalani tugas sebagamana posisi yang diemban.

    Baca Juga:  PPDB 2024 di Gianyar Nihil Siswa Tercecer, Dewan Apresiasi Pj Bupati

    “Saya tiga kali menjadi caleg, tentunya banyak pengalaman yang dapat dipetik. Di tengah gelombang politik yang terjadi di Gianyar, tentu masih ada celah dan manuver yang memungkinkan untuk ditempuh,” tuturnya.

    Salah satu resep yang dibocorkannya adalah pola dor to dor. Meski terlihat boros tenaga dan waktu, bagi undagi ini, pembiayaan dan ingatan serta keyakinan pemilih lebih terjaga.

    Pemilih yang disasar pun selektif, mulai dari teman-teman seperjuangan, alumni sekoleh hingga rekan-rekan kerjanya di dunilai pertukangan bangunan tradisional Bali.

    Baca Juga:  Polres Tabanan Gelar Operasi Cipkon Untuk Amankan Jalannya Pilkada 2024

    “Kita di Golkar kan identik dengan kekaryaaan.  Ya tunjukan keseriusa berkarya,” selanya sedikit nguyon.

    Memang, sosok Gusti Sena dikenal sebagao Kader Golkar yang setia. Memulai kiprahnya dari Ketua Pengurus Desa Partai Golkar Desa Pejeng Kawan, dua periode Ketua PK Tampaksiring dan kini menempati posisi Bendahara DPD Partai Golkar Gianyar.

    “Iya, Kebetulan saya di Partai Golkar berusaha untuk bekerja maksimal.  Jadi kader kan wajib setia dan bersabar,” ujarnya.

    Baca Juga:  Sikapi Pemecatannya dari PDIP, Mulyadi Serahkan ke Megawati

    Ditanya target perjuangan sebagai anggota DPRD Gianyar, Alumni Hukum Universitas Ngurah Rai ini tak mau muluk-muluk. Pastinya tugas pokok dan fungsi wajib dijadikan tongkatan. Jalani aspirasi masyarakat dengan konsep pemerataan.

    “Kita lihat nanti dinamikanya, karena kita kan harus dinamis menyikapi persoalan ke depan,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button