NasionalNews UpdateTabananTokoh

Menteri Pengairan Tiongkok Antusias dengan Sistem Pengairan Subak

    TABANAN, Kilasbali.com – Menteri Pengairan Republik Rakyat Tiongkok, Li Guoying, menaruh antusiasme tinggi terhadap sistem pengairan yang dikelola Subak Jatiluwih.

    Hal itu terungkap dalam kunjungan Li Guoying bersama rombongan delegasi World Water Forum (WWF) 2024 di objek wisata Jatiluwih, Minggu (19/5).

    Selain itu, Li Guoying juga terkesan dengan budidaya beras merah yang dikembangkan di areal persawahan sekitar Jatiluwih.

    “Ada beberapa pertanyaan yang ia sampaikan kepada kami,” ungkap Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Ketut Purna.

    Baca Juga:  Hari Berkabung Nasional Wafatnya Wapres ke-9, Masyarakat Bali Diimbau Kibarkan Bendera Setengah Tiang

    Menurutnya, pembagian air yang dikelola oleh subak menjadi pertanyaan yang tidak berkesudahan sepanjang kunjungan Li Guoying.

    “Dari awal sampai akhir, (ia bertanya) bagaimana kamu membagi air,” kata Purna.

    Purna menjelaskan, pembagian air untuk seluruh areal persawahan di Jatiluwih telah diatur sedemikian rupa sejak zaman nenek moyang dari beberapa abad lalu.

    Baca Juga:  Hingga Menjelang Akhir Juli 2024, Kasus Positif Rabies pada Hewan Sudah 14 Kali

    “Sebenarnya dari dulu pembagiannya sudah pasti. Berdasarkan luas lahan. Itu terus yang ditanya-tanya. Kok bisa?,” imbuhnya.

    Selain itu, mereka juga bertanya alasan petani di Jatiluwih bertahan dengan budidaya beras merah yang memerlukan masa tanam enam bulan.

    Sedangkan, padi biasa memerlukan waktu tanam relatif singkat yakni tiga sampai empat bulan. “Bagaimana mau mengulur waktu sampai enam bulan,” ujar Purna menyampaikan pertanyaan Li Guoying.

    Baca Juga:  KPU Tabanan Tunggu Juknis Pemilih di Teritorial Unik

    Karena pertanyaan itu, Purna sempat menyarankan agar meneliti beras merah agar bisa melalui masa tanam yang relatif singkat dengan kualitas yang bertambah.

    “Namun dia bilang, sejak ada (status) heritage, kamu tinggal meneruskan. Tidak perlu lagi hasil laboratorium. Apalagi padi ini hanya cocok pada iklim di Jatiluwih,” tukasnya. (c/kb)

    Back to top button