TABANAN, Kilasbali.com – Ketersediaan beras merah, khususnya jenis Cendana, sangat langka di tahun ini. Produksi yang menurun menjadi salah satu penyebabnya.
Akibat kelangkaan ini, harga beras merah Cendana yang di tahun lalu berkisar Rp 9 ribu per kilogram melonjak menjadi Rp 14.000 per kilogram.
I Wayan Semara Jaya, salah seorang petani beras merah di kawasan Subak Jatiluwih, mengungkapkan hal tersebut.
Pria yang akrab disapa Pak Krisna ini mengatakan, kenaikan harga ini tidak berbanding lurus dengan ketersediaan stok.
Permintaan beras merah yang awalnya hanya untuk bahan baku teh itu tersebut sekarang ini meningkat tajam.
Di tahun lalu, permintaan beras merah tiap bulannya berkisar 50-100 pieces. Kini di 2024, permintaannya melonjak dua sampai tiga kali lipat. Kisarannya antara 200-300 pieces.
Sedangkan dari sisi harga, kemasan untuk 200 gram bisa mencapai Rp 20 ribu.
Semara Jaya menyebut, pulihnya sektor pariwisata dengan ditandai kembalinya kunjungan wisatawan membuat ketersediaan dan permintaan beras merah Cendana menjadi tidak imbang.
Di saat yang sama, banyak wisatawan asing yang memesan teh beras merah untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Jatiluwih.
“Pesanan banyak dari tamu biasanya untuk oleh oleh. Sekarang ada permintaan tetapi kemasan belum datang. Saya panen beras merah untuk teh dan konsumsi sendiri,”terangnya. (c/kb)