GianyarPolitik

Hadapi Mahayastra, KIM Serap Aspirasi Tokoh

    GIANYAR, Kilasbali.com – Menggusung perubahan dalam menghadapi I Made Mahayastra dan pasangannya, Koalisi Indonesia Maju (KIM) intensifkan pendekatan.

    Salah satunya dengan menyerap aspirasi tokoh masyarakat terkait pilkada Gianyar 2024.

    Meski demikian, KIM sebelumnya telah memunculkan nama dengan meminang salah satu tokoh Puri Agung Ubud, Prof Dr Drs Tjokorda Gde Raka Sukawati, alias Cok De. Sejumlah nama pun kini disembulkan yanng kemungkinan untuk dipasangkan.

    Dalam sebuah pertemuan Silahturahmi, Koalisi Indonesai Maju dengan tokoh masyarakat di Puri Ageng Blahbatuh, Gianyar, Minggu (9/6) malam.

    Dalam silahatuhrami tersebut sejumlah tokoh di undang untuk memberikan pandangannya terhadap kondisi Gianyar saat ini dan pandangannya pada pilkada Gianyar.

    Dalam silahtuhrami tersebut muncul sejumlah nama yang saat ini masih di godok, yanki Prof Dr Drs Tjokorda Gde Raka Sukawati alias Cok De, Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah, Tjokorda Gde ‘Anom’ Asmara Sukawati, Cok Rai Darmayuda, Anak Agung Alit Kakarsana, I Wayan Tagel Arjana, I Nyoman Diana.

    Ketua DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry, ia menyebutkan perubahan akan terjadi di Bali dan Gianyar. Tanda-tanda sudah terlihat jelas. Kemenangan Prabowo-Gibran dalam pemilu adalah indikator rakyat menghendaki perubahan.

    Baca Juga:  Chili dan Bali Jajaki Kerjasama Pertanian, Mahendra Jaya Ungkap Ini

    “Perubahan adalah yang abadi, dalam sejarah, perubahan akan terjadi setiap 20 sampai 30 tahun. Mulai Bung Karno, Pak Harto. Kurang apa hebatnya mereka berdua, disegani seluruh dunia. Tapi semua tidak bisa menghentikan kehendak alam. Akhiran semua digantikan oleh perubahan,” ujarnya.

    Berbekal soliditas KIM Gianyar, Sugawa Korry memastikan tidak akan ada kotak kosong. Bahkan KIM sudah mengantongi sejumlah nama potensial untuk calon Bupati-Wakil Bupati Gianyar. Salah satunya tokoh Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh AA Alit Kakarsana yang masuk Bursa Calon Wakil Bupati.

    AA Alit Kakarsana bahkan diusulkan berpaket dengan Panglingsir Puri Agung Ubud Prof Dr Drs Tjokorda Gde Raka Sukawati MSi alias Cok De yang dibidik maju sebagai Calon Bupati Gianyar.

    Baca Juga:  Ketua DPC Gerindra Tabanan Pertanyakan Dukungan Terbuka Forum Perbekel Seltim ke Sanjaya

    “Kita tidak kekurangan stok. Tapi ini semua akan digodok. Untuk selanjutnya nanti dirumuskan, ditelorkan formulasi Bupati dan Wakil Bupati yang paling resprestatif untuk lakukan perubahan dan diyakini menang,” jelasnya.

    Sugawa Korry yakin KIM Gianyar akan mampu melahirkan calon pemimpin Gianyar yang mempunyai optimistis untuk menang.

    “Pertemuan ini akan terus dilanjutkan, digodok hasilkan calon yang punya kapasitas kemampuan untuk lakukan perubahan di Gianyar,” tegasnya.

    Pihaknya juga meyakini, vibrasi positif Topeng sakral Gajah Mada akan merestui langkah KIM Gianyar untuk menentukan calon Bupati Wakil Bupati Gianyar.

    Terkait namanya yang masuk Bursa calon Wakil Bupati Gianyar, AA Alit Kakarsana menyampaikan ucapan terimakasih. Gung Kakarsana juga mengapresiasi niat baik parpol di Gianyar laksanakan silaturahmi pertemuan di puri Ageng Blahbatuh untuk memilih pemimpin secara musyawarah kekeluargaan.

    Baca Juga:  KPU Tabanan Tunggu Juknis Pemilih di Teritorial Unik

    “Mudah-mudahan karena di Puri Blahbatuh mengedepankan pengabdian, tyang sendiri merasa terpanggil untuk ikut bersama-sama melakukan pendekatan sosial,” ujarnya.

    Meski namanya masuk Bursa, Gung Kakarsana tetap berharap ada calon yang lebih kompeten darinya. Calon yang ditetapkan secara legalitas formal melalui seleksi yang digelar oleh partai politik.

    Tentunya atas saran dan masukan dari masyarakat luas. “Pertemuan ini akan berlanjut, sehingga terakumulasi hasil yang terbaik. Mudah-mudahan doa kita bersama tercetus pemimpin Gianyar yang betul bisa kita harapkan membawa perubahan yang lebih baik,” terangnya.

    Ditanya kesiapanya, Gung Kakarsana tak mengelak. “Ya nanti kita lihat mekanisme dulu, saya justru ingin tokoh yang lebih baik muncul. Tapi kalau memang ke depan dalam formulasi mendapat dukungan tentu melalui mekanisme itu kalau memang masyarakat memberikan dukungan, seleksi internal juga baik tentu sebagai WNI harus siap,” ujar Kakarsana. (ina/kb)

    Back to top button