DenpasarPariwisataSeni Budaya

Bali Kawasan Percontohan Penerapan Pariwisata Berkualitas

    DENPASAR, Kilasbali.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan menyegerakan Instruksi Presiden untuk menunjuk Bali sebagai kawasan percontohan pada penerapan pariwisata berkualitas.

    Menyikapi Bali sebagai percontohan penerapan pariwisata berkualitas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun menyambut baik rencana tersebut. Pihaknya mengungkapkan bahwa di Bali mengembangkan pariwisata budaya.

    “Bali memiliki keunikan dari sisi budaya yang harus dijaga, dan berkesinambungan. Baik itu dari sisi ruang, budaya, dan kelestarian lingkungan harus dijaga,” katanya di Denpasar, Selasa (3/9).

    Tjok Bagus Pamayun. foto/ist

    “Pak Menko Marves memberikan statement untuk menata kembali Bali. Seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi usaha. Baik untuk wisata atau usaha lainnya, yang akan menjadi pertimbangan ke depannya,” jelasnya.

    Pihaknya juga tak menampik bahwa saat ini pariwisata kebanyakan terkonsentrasi di wilayah Bali selatan, termasuk juga memicu kemacetan. Dikatakan, salah satu upaya untuk memecah kemacetan itu, maka direncanakan di Bali akan dibangun kereta bawah tanah/LRT.

    Pembangunan bakal dilakukan secara bertahap. Mulai dari Bandara menuju ke Central Parkir, kemudian ke Seminyak – Canggu.

    “Berikutnya ke Nusa Dua – Sanur – Ubud. Itu rencana yang merupakan bagian dari upaya untuk mengurai kemacetan, sehingga betul-betul Bali yang tetap Bali,” bebernya. Menurutnya, LRT akan dibiayai pihak ketiga. Bukan dari APBN maupun APBD.

    Salah satu rombongan parade gebogan dalam Sunset in Paradise yang mengawali kegiatan Tanah Lot Art and Food Festival V pada Jumat (23/8) sore. foto/kilas

    Menko Marves Tunjuk Bali

    Sebelumnya, dikutip dari laman https://maritim.go.id/, sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap pariwisata berkualitas, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan akan menyegerakan Instruksi Presiden untuk menunjuk Bali sebagai kawasan percontohan pada penerapan pariwisata berkualitas.

    Hal tersebut disampaikan Menko Luhut pada pembukaan The First International Quality Tourism Conference 2024 di Bali (29-08-2024). “Kita akan segera mengeluarkan Instruksi Presiden untuk menunjuk Bali sebagai provinsi percontohan untuk penerapan Pariwisata Berkualitas, dengan rencana untuk memperluas praktik ini secara nasional,” katanya.

    Baca Juga:  Warga Berkebutuhan Khusus Selalu di Hati Koster-Giri, Dibantu dan Diajak Joget Bersama saat Kampanye Terbuka

    Pihaknya berharap, prakarsa ini dapat memposisikan sektor pariwisata Indonesia secara global atas upayanya dalam menetapkan standar keberlanjutan dan kepuasan pengunjung yang tinggi.

    Dikatakan, pariwisata berkualitas yang mengedepankan inklusivitas, keberlanjutan lingkungan alam dan budaya, akan semakin memperkuat capaian ekonomi Indonesia yang sudah baik.

    “Indikator ekonomi makro Indonesia salah satu yang terkuat di G20 dan ASEAN. Pada paruh pertama tahun 2024, ekonomi kita tumbuh sebesar 5,1%, didorong oleh ekspor yang kuat dan meningkatnya investasi,” tuturnya.

    Ulun Danu jadi Salah satu objek wisata favorit di Bali. Foto/kilas

    Disebutkan, untuk mempertahankan momentum dan mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru, Indonesia tengah memajukan lima Destinasi Super Prioritasnya, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Kami juga tengah melaksanakan kampanye “Bangga Berwisata di Indonesia”.

    “Pada tahun 2023, kami mencatat 825,8 juta perjalanan domestik yang belum pernah terjadi sebelumnya, tertinggi dalam sejarah kami, dan kami berencana untuk mencapai satu miliar perjalanan domestik pada akhir tahun ini. Kami melihat jumlah pengunjung asing meningkat kembali menjadi 11,7 juta, tahun ini akan hampir mencapai tingkat sebelum Covid-19,” tambah Menko Luhut.

    Capaian tersebut tentunya berkontribusi atas performa ekonomi yang baik. Namun, meskipun menjanjikan manfaat yang sangat besar, Menko Luhut juga menyatakan Indonesia turut mengalami sisi buruk pariwisata, mulai dari masyarakat lokal yang terusir hingga kerusakan lingkungan.

    Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan indikator Pariwisata Berkualitas, yang mengintegrasikan faktor penawaran dan permintaan.

    “Di sisi penawaran, kami meningkatkan daya saing dasar, infrastruktur, aksesibilitas, dan pengelolaan destinasi yang berkelanjutan. Di sisi permintaan, kita fokus pada keunikan dan nilai tinggi destinasi kami, memastikan bahwa penawaran pariwisata kami kompetitif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat setempat,” imbuhnya.

    Baca Juga:  Grand Seminyak – Lifestyle Boutique Bali Resort Dianugerahi Resor Tepi Pantai Mewah Terbaik di Bali, Indonesia
    Air terjun Desa Suwat. foto/dok/ist

    Tokoh Pariwisata Sambut Baik Bali Kawasan Percontohan

    Para tokoh pariwisata Bali menyambut baik wacana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang akan menyegerakan Instruksi Presiden untuk menunjuk Bali sebagai kawasan percontohan pada penerapan pariwisata berkualitas.

    Beberapa tokoh dan juga pelaku pariwisata pun angkat bicara, menyikapi wacana Menko Luhut ini. Para tokoh ini optimis, wacana itu bakal berdampak positif bagi Bali yang berjuluk The Last Paradise in the World ini.

    Seperti halnya dilontarkan Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana. “Penetapan Bali sebagai kawasan pariwisata percontohan adalah langkah yang positif dan dapat membawa dampak signifikan terhadap pengembangan sektor pariwisata nasional,” kata pria yang akrab disapa Gus Agung ini, Rabu (4/9).

    Kendati demikian, pihaknya berharap agar implementasi kebijakan ini perlu dilaksanakan dengan hati-hati, mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan. “Ini untuk memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Bali tanpa mengorbankan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki,” imbuh tokoh pariwisata asal Sanur ini.

    Sawah terasiring Jatiluwih. foto/ist

    Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Chapter Bali, Yoga Iswara mengatakan, wacana ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintahan pusat dalam hal ini Menko Luhut terkait dengan Pariwisata Bali patut diapresiasi dan sambut dengan positif.

    Bali memang kecil secara luasan dan jumlah penduduk namun tidak secara makna serta kontribusi yang sudah dikiprahkan untuk Indonesia. Tahun 2019 sebelum pandemi, Bali berkontribusi Rp 75 triliun. Dibandingkan dengan pencapaian nasional yaitu Rp 270 triliun, Bali berkontribusi hampir 30%.

    Baca Juga:  Warga Seraya Syukuri dan Apresiasi Bantuan Wayan Koster Lima Tahun Lalu

    “Sangat pantas Bali dijadikan percontohan pariwisata berkualitas, ditambah nama Bali yang selalu mendongkrak reputasi yang positif sebagai destinasi terbaik dunia,” tegasnya.

    Yoga juga mengungkapkan, bahwa banyak pihak memiliki pandangan yang keliru terkait pariwisata berkualitas. Pandangan keliru yaitu mengaitkan pariwisata yang berkualitas hanya dengan highend traveller.

    Yoga menegaskan bahwa pariwisata berkualitas adalah pariwisata yang mampu menyediakan produk, pelayanan dan pengelolaan yang berkualitas, sehingga tujuan utamanya adalah kepuasan pelanggan sekaligus menjaga destinasi tersebut tetap berkelanjutan.

    “Pariwisata tidak mengenal diskriminasi, Bali harus tetap berkomitmen pada pariwisata inclusive yang dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan untuk seluruh stakeholder yang ada, bukan untuk kepentingan hotel Bintang 5 saja, namun juga pondok wisata, homestay yang dimiliki oleh pengusaha lokal,” tandasnya.

    Sementara itu, Ketua Management Perkumpulan DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika juga menyambut positif wacana tersebut. Menurutnya, ini menjadi angin segar bagi Bali, sekaligus promosi gratis. Karena dengan wacana itu, maka semakin banyak yang membicarakan Bali, yang berdampak pada meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Surga ini.

    “Bali memang pantas dijadikan percontohan sebagai wilayah pariwisata berkualitas,” ungkapnya seraya menyampaikan kunjungan ke DTW Ulun Danu Beratan per hari saat musim liburan mencapai 3.000 orang lebih.

    Pihaknya juga berharap, wacana ini berdampak positif bagi DTW Ulun Danu Beratan. Mengingat, salah satu tujuan wisata dunia ini mengalami kekurangan lahan parkir. “Lahan parkir kami sempit,” imbuhnya.

    Tak berhenti sampai disana, adanya wacana ini bakal berdampak pada peningkatan infrastruktur penunjang pariwisata, sehingga mobilitas wisatawan bakal menjadi lebih lancar. “Syukur-syukur kami di DTW juga akan berdampak,” pungkasnya. (jus/kb)

    Back to top button