Ekonomi BisnisTabanan

Perumda Dharma Santika Rambah Bisnis Suplier Daging Babi, Sehari Bisa Pasok 600 Kilogram

    TABANAN, Kilasbali.com – Perusahaan Umum Daerah atau Perumda Dharma Santika sedang merambah usaha barunya yakni sebagai suplier daging babi.

    Usaha yang baru memasuki minggu ketiga ini mampu memasok enam ratus kilogram daging babi atau sekitar lima ekor babi kepada investor atau mitra usaha Perumda Dharma Santika.

    Bila berjalan lancar, jumlah pasokan tersebut akan dipacu menjadi 2.400 kilogram dalam sehari atau sekitar 20 ekor babi.

    “Sekarang ini baru lima ekor per hari. Ke depan, bila lancar akan menjadi 20 ekor per hari,” ungkap Direktur Utama Perumda Dharma Santika, Kompyang Gede Pasek Wedha, Senin (9/9).

    Ia menjelaskan, pilihan untuk merambah bisnis sebagai penyuplai daging babi tersebut lebih menguntungkan dibandingkan melakukan pengiriman babi hidup.

    Baca Juga:  Bawaslu Bali Pertegas Tempat-tempat yang Dilarang untuk Berkampanye

    “Tujuannya untuk mengurangi pengiriman babi hidup. (Pengiriman babi hidup) biasanya risiko penyusutannya sangat tinggi. Beratnya bisa berkurang atau mati (saat pengiriman),” jelasnya.

    Risiko penyusutan yang tinggi itu berkaca dari pengalaman Perumda Dharma Santika saat melakukan kerja sama pengiriman babi hidup ke Perumda Jaya, DKI Jakarta.

    Dalam usaha barunya ini, Perumda Dharma Santika hanya berfokus untuk menyuplai daging babi kepada investor yang menjadi mitra usahanya.

    “Mereka (investor) sudah punya market sendiri. Sementara ini dikirim ke Jakarta dalam bentuk frozen (beku). Ke depannya bisa menguasai pasar Indonesia,” imbuh Kompyang.

    Di tahap awal, Perumda Dharma Santika melakukan kerja sama dengan rumah potong di Peneng, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti.

    Baca Juga:  Bawaslu Tabanan Minta KPU Tegaskan Tim Paslon Soal Kesepakatan Penurunan APS

    Sementara pasokan babi didatangkan dari para peternak lokal di sekitar Tabanan itupun setelah dilakukan survei yang biasanya dilakukan dalam waktu dua minggu sekali.

    “Selain itu, peternak di Tabanan juga kan punya jaringan. Sementara ini baru empat (peternak). Kami juga mencari ke Bangli untuk memperluas jaringan,” ungkapnya.

    Sedangkan untuk harga jualnya, Kompyang menyebut saat ini dipasang pada harga Rp 55 ribu per kilogram.

    Dari harga penjualan satu kilogram tersebut, margin keuntungan yang diperoleh berkisar antara Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu. “Kalau bisa Rp 3 ribu,” tukasnya.

    Baca Juga:  Segera Buka Rekrutmen PPPK, Pemkab Tabanan Dapat Kuota 384 Formasi

    Karena usaha ini dirancang secara berkelanjutan, Kompyang menyebut bahwa proses penyediaan babi juga dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas.

    Karena itu, proses pemeriksaan kesehatan juga dilakukan dengan melibatkan petugas dari Dinas Pertanian.

    “Ada pemeriksaan kesehatannya juga dari Dinas Pertanian. Harapan kami, kerja sama ini jangka panjang sehingga kualitasnya kami jaga juga,” katanya.

    Kompyang menambahkan, bila usaha ini berjalan dengan baik, pihaknya memiliki tujuan untuk menjadi pengelola RPH atau Rumah Potong Hewan.

    Dengan demikian, pihaknya akan sanggup memasok dengan target 50 ekor babi dalam sehari. “Minimal ini menjadi pembelajaran sampai nanti bisa mengelola RPH bersama,” pungkasnya. (c/kb).

    Back to top button