GIANYAR, Kilasbali.com – Pascapohon tumbang renggut nyawa di areal objek wisata Wenara Wana (Monkey Forest) Ubud, pihak pengelola menutup objek ini. Hingga kini tercatat 5 orang menjadi korban dan dua diantaranya meninggal dunia. Untuk antisipasi musibah di kemudian hari, sinergitas dengan pihak terkait, khususnya BPBD diintensifkan.
General Manajer Monkey Forest , Anak Agung Bagus Bhaskara , Rabu (11/12), mengungkapkan, pasca kejadian sejak Selasa siang pihak pengelola untuk sementara mensterilkan kawasan hutan adat dari pengunjung.” Saat ini kami masih fokus untuk membersihkan material pohon yang tumbang serta fasilitas lainnya yang ikut tertimpa,” ungkap Agug Bagus.
Sementara untuk korban dan keluarga, pihaknya juga menunjukkan tanggung jawab dengan memberikan perhatian terhadap korban yang sedang dalam perawatan medis dan keluarga. Dengan harapan korban dna keluarga mendapatkan kenyamanan meskipun tertimpa musibah.
Mengenai jaminan kepada para korban meninggal, pihak pengelola juga sudah kerja-sama dengan Jasa Raharja sejak awal. Termasuk dari klinik.
“Korban luka yang dirawat ada 3 korban luka. 2 orang sudah meninggal. Kami juga koordinasi dengan pemerintah untuk berbicara dengan konsulat,” terangnya.
Sementara itu, penanganan jenazah, pihaknya masih menunggu kedatangan pihak keluarga. Dari informasi yang diterima, dalam dua hari ini, keluarga korban dari Korea akan tiba. “Kami yang mengurus kedatangannya. Untuk keluarga korban Prancis kemungkinan keluarga tiba hari ini.
Mengenai antisipasi di musim hujan ekstrem, pihak sangat memahami dengan kondisi objek yang berupa hutan. Di mana pohon-pohon tua sangat rentan tumbang. Karena itu, sejak awal, ketika ada tamu berkunjung, pihaknya menanyakan kondisinya ke pengunjung tentang cuaca yang tidak baik. Selain itu pihaknya tetap melaksanakan pengawasan kondisi terbuka.
“Kami beritahukan kondisi di loket tiket saat mereka akan berkunjung. Beberapa tamu kadang dia ingin rasakan hutan hujan tropis yang bersuasana alami,” terangnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Padangtegal, I Made Parmita (56), pasca kejadian Upacara Tumpek Kandang (satwa) dan Tumpek Uduh (untuk tanaman) rutin digelar. Namun khusus karena musibah ini, akan ada tambahan upacara. Seperti Penglukatan bagi semua staf yang diawali dengan mencaru, pembersihan.
“Kemarin juga kami sudah ngemargiang prayascita di lokasi kejadian. Dilanjutkan besok Kamis ini pecaruan kecil di tempat kejadian. Nanti tanggal 14 Desember kami pusatkan di Pura Wana untuk pecaruan juga. Upacara dipimpin oleh Sulinggih,” tambahnya. (ina/kb)