GIANYAR, Kilasbali.com – Musim penghujan yang menemani pergantian tahun mulai menunjukkan imbasnya. Kini, masyarakat mendapati beberapa kebutuhan pokok dengan harga meroket. Kenaikan beberapa komoditas ini pada bumbu dan sayur mayur. Hal ini karena sebagian produksi rusak akibat hujan.
Kabid Pemantauan dan Stabilisasi Harga Kebutuhan Pokok Disperindag Gianyar, Henny Sriwahju, Senin (6/1) menjelaskan untuk saat ini seluruh komoditas sayur dan bumbu mengalami kenaikan harga.
Disebutkan kondisi ini dialami di seluruh wilayah, karena panen petani rata-rata rusak karena diguyur intensitas hujan yang tinggi. “Ini tidak ada kaitan dengan pasokan dari luar Bali. Secara umum seluruh daerah mengalami kondisi yang sama,” jelas Sriwahju.
Disebutkan, komoditas sayuran yang biasanya datang dari Bedugul, Pancasari, Kintamani pasokan sayur menipis. Sayur pada umumnya kol bulat, sayur hijau, pockcay dan lainnya hasil panen petani berkurang.
Dikatakan untuk komoditas yang paling tinggi mengalami kenaikan harga adalah Kacang Panjang dari Rp 17.000 per ikat menjadi Rp 24.000/ikat. Sedangkan sayuran sejenis Wortel dan Sayur Hijau rata-rata mengalami kenaikan dari Rp 15.000/kg menjadi Rp 20.000/kg.
Komoditas yang harganya naik tidak terkendali adalah Cabai Merah. Cabai merah ini naik dari harga Rp 75.000/kg menjadi Rp 100.000/kg. Untuk Cabai Rawit hijau dari Rp 40.000/kg naik menjadi Rp 60.000/kg.
Sedangkan bawang merah dari Rp 35.000/kg menjadi Rp 40.000/kg. Disebutkan untuk cabai sejenis adalah komoditas yang cepat busuk dan tidak bertahan sampai lima hari. Sedangkan bumbu lain bisa bertahan sampai sebulan, sehingga kenaikan harga tidak begitu drastis.
Salah satu penjual Nasi dengan lauk ikan laut, Ibu Nirmala menyebut kalau beli cabai Rp 5.000 dapatnya hanya 12 biji. Sehingga untuk masakan nasi dengan sate lilit dan kuah ikan laut, disuguhkan dengan tidak pedas. “Kalau mau pedas, biar ditambah sambal saja, ini kami tidak kuat beli cabai. Apalagi masakan ikan laut boros dengan cabai,” ujarnya singkat. (ina/kb)