TABANAN, Kilasbali.com – Seorang nelayan dari Banjar Tibubiu Kaja, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan atas nama I Gusti Putu Alit Aryawan (38) hanyut terseret arus saat menebar jaring di Pantai Pasut pada Rabu (15/1) sore sekitar pukul 15.20 Wita.
Korban baru ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia sekitar pukul 20.45 Wita. Itu setelah tim gabungan yang terdiri dari Polsek Kerambitan, BPBD Tabanan, Satpolair Polres Tabanan, beberapa tim bantuan lainnya, serta warga setempat melakukan pencarian.
“Korban sudah ditemukan sekitar pukul 20.45 Wita,” ungkap tokoh masyarakat Desa Tibubiu yang juga anggota DPRD Tabanan, I Ketut Arsana Yasa, saat dikonfirmasi malam ini.
Keterangan yang sama juga disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, yang dikonfirmasi terpisah.
“Ditemukan di sebelah timur tempat korban menebar jaring. Tidak jauh lokasinya,” kata Srinadha Giri seraya menyebut jenazah korban telah terevakuasi.
Balik lagi pada keterangan Arsana Yasa, korban dilaporkan hilang sekitar pukul 15.00 Wita. Lokasi hilangnya korban ada di timur dari lokasi hanyutnya seorang warga Australia belum lama ini.
“Ia (korban) awalnya bersama-sama menjaring di sebelah timur. Sekitar satu kilometer dari titi kia dilaporkan hanyut. Berempat. Sama temannya,” ujar Arsana Yasa.
Singkat cerita, jaring yang ia tebar terlilit dengan jaring milik temannya. Jaring itu kemudian mereka tarik untuk memastikan hasil tangkapannya. Sayangnya, jaring korban dan temannya yang ditarik itu tidak ada ikannya.
“Mereka kemudian memperbaiki jaring itu. Tidak lama kemudian, ia (korban) bilang mau pulang. Sementara, temannya tetap mulang (menebar) jaring di lokasi yang sama,” jelasnya.
Meski mengaku hendak pulang, korban justru terlihat melanjutkan perjalanan ke arah barat menggunakan motornya. Korban berhenti pada tempat dilaporkan hanyut untuk menjaring ikan lagi.
“Ia (korban) bilang mau pulang. Ternyata ke barat. Di tempat kejadian (hanyut). Di sana ia (korban) sendirian (menjaring),” imbuh Arsana Yasa.
Singkat cerita, korban masuk ke dalam air di pinggir pantai pada lokasi tersebut. Diduga saat itulah, korban disapu ombak hingga jaring yang dipegangnya lepas.
“Ada pemancing yang melihat korban sudah berada di air (pinggir pantai) mau tebar jaring. Hanya saja, pemancing itu tidak curiga karena biasa melihat orang tebar jaring masuk ke air. Pemancing itu melanjutkan perjalanan ke barat,” sambungnya.
Tidak lama kemudian, pemancing itu balik lagi ke lokasi tempat korban menjaring ikan. Di sana ia merasakan ada yang janggal. Motor korban di lokasi itu masih ada. Alat tangkapnya juga masih ada. “Hanya tidak ada orangnya (korban). Pemancing itu kemudian menunggu. Kemudian ada orang yang lewat, pemancing itu menyampaikan keanehan itu,” jelasnya.
Informasi ini kemudian disampaikan kepada warga Banjar Tibubiu Kaja yang menjadi tempat tinggal korban. Selanjutnya, beberapa warga dari Banjar Tibubiu Kaja datang ke lokasi kejadian untuk memastikan informasi itu.
“Habis itu, jaringnya ditarik. Talinya didapat. Tetapi, korban tidak ditemukan,” ujarnya.
Saat itulah, korban diduga kuat hanyut terseret ombak tinggi. Pencarian kemudian dilakukan oleh tim gabungan hingga malam hari. Sampai akhirnya korban ditemukan sudah meninggal dunia tidak jauh dari lokasi terakhir keberadaannya.
Jenazah korban kemudian diangkut menggunakan mobil ambulans ke rumah duka di Banjar Tibubiu Kaja. Ini dilakukan karena pihak keluarga memastikan korban meninggal karena musibah. Bukan akibat kejahatan. (c/kb).