DENPASAR, Kilasbali.com – Memperingati Hari Arak yang secara resmi ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Bali sejak tahun 2022, akhir Januari lalu, produsen arak dan brem Bali, Dewi Sri sebagai bagian dari PT Hatten Bali Tbk, mempersembahkan “Authentic Arak Encounter 2025”, yang didedikasikan untuk menghormati arak sebagai tradisi sekaligus menampilkan potensi inovasi modern.
Sejak tahun 1968, Dewi Sri menjadi pelopor sebagai merek pertama yang memiliki lisensi resmi untuk memproduksi arak, dengan menggunakan metode tradisional sembari tetap berinovasi. Hal ini menegaskan kembali komitmen PT Hatten Bali Tbk untuk menjaga spirit ikonik Bali agar tetap hidup dan relevan dengan menghadirkan cara baru untuk menikmatinya, seperti meracik koktail berbasis arak yang menyegarkan untuk dinikmati sehari-hari maupun dalam perayaan berbagai acara
“Dengan lebih dari lima dekade pengalaman dalam meracik arak, Dewi Sri terus menjaga metode tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, sambil memperkenalkan inovasi agar arak semakin mudah diakses dan bisa dinikmati,” ujar Ida Bagus Rai Budarsa, CEO PT Hatten Bali Tbk, di Private Dining Room – The Cellardoor, Jalan By Pass Ngurah Rai 393, Sanur, Rabu (29/1/2025).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Rai, arak lebih dari sekadar minuman; bahkan arak adalah cerminan budaya dan tradisi Bali. “Tujuan kami adalah memastikan arak tetap relevan bagi generasi mendatang dengan menghadirkan bentuk-bentuk kreatif, seperti penggunaannya sebagai bahan dasar koktail, sambil tetap menjaga esensinya,” jelas Gus Rai, didampingi IGA Reditya Candradewi, selaku Activation and Community Manager PT Hatten Bali Tbk.
Arak telah menjadi bagian penting dalam upacara adat dan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali selama berabad-abad. Sementara, Arak Brem Bali Dewi Sri, sebagai nama terpercaya dalam produksi arak, terus berinovasi dengan berbagai produk yang menarik bagi konsumen modern.
Merek ini memiliki visi untuk mengangkat arak dari minuman tradisional menjadi minuman serbaguna yang cocok untuk koktail dan pertemuan sosial, sehingga kehadirannya terasa baik dalam konteks budaya maupun modern. (Kb/djo)