TABANAN, Kilasbali.com – Bencana pohon tumbang akibat badai yang dipicu kemunculan bibit siklon tropis di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) terus terjadi di wilayah Kabupaten Tabanan sampai dengan Selasa (11/2).
Seperti yang terjadi di SMPN 3 Kediri di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, misalnya. Bagian atap bangunan sekolah tersebut rusak tertimpa pohon kepuh yang tumbang saat hujan deras disertai angin kencang sekitar pukul 09.30 Wita.
“Kejadiannya pas hujan deras dan angin kencang. Yang kena (bangunan) perpustakaan. Sisi baratnya. Tapi tidak ada korban. Karena kebetulan di sana tidak ada aktivitas apa-apa,” jelas Kepala SMPN 3 Kediri, I Made Sarwa Edy, saat dikonfirmasi.
Ia menjelaskan, pohon kepuh yang tumbang itu tumbuh di kawasan Setra Desa Adat Beraban. Untungnya, pohon itu tumbang ke arah timur.
“Kalau ke selatan, anak-anak (siswa) kena. Karena di selatan ada ruang kelas delapan dan sembilan,” katanya.
Meski tidak ada korban, pihaknya tetap mengevakuasi barang-barang pada ruangan yang masih menjadi bagian dari perpustakaan tersebut.
“Di ruangan itu hanya ada meubelair. Meja-meja. Kalau buku-buku ruangnya terpisah,” imbuhnya.
Menurutnya, batang pohon yang tumbang itu menghancurkan sebagian atap perpustakaan pada sisi barat yang berbahan genteng.
“Untuk sementara kami tutup juga pakai terpal. Karena ini kemungkinan akan hujan terus,” kata Sarwa Edy.
Ia belum bisa memastikan berapa nilai kerugian akibat musibah tersebut. Untuk mengetahui tingkat kerusakannya tersebut perlu mendatangkan tukang. “Kemungkinan Kamis (13/2) kami baru dapat tukang,” ujarnya.
Ia menyebut, kejadian ini juga sudah mendapatkan perhatian dari Dinas Pendidikan (Disdik) Tabanan, Pemerintah Desa (Pemdes) Beraban, dan Komite SMPN 3 Kediri. “Tadi sudah dipantau langsung kondisinya,” ucap Sarwa Edy.
Dalam momen itu juga, pihak sekolah juga diminta untuk segera menyusun RAB atau rancangan anggaran biaya agar bisa difasilitasi oleh Pemdes Beraban untuk perbaikannya. “Untuk sementara Komite yang handle sambil menunggu (biaya perbaikan) dari desa,” pungkasnya.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daersah (BPBD) Tabanan, I Nyoman Srinadha Giri, mengungkapkan bahwa jumlah kejadian yang ditimbulkan akibat badai sejak Minggu (9/2) hampir mencapai tiga puluh laporan.
“Hari Minggu dan Senin saja sudah ada 27 laporan. Sebagian besar pohon tumbang dan dua longsor di Selemadeg Timur dan Baturiti. Untuk hari ini ada juga kejadian. Namun jumlah pastinya belum karena tim kami masih melakukan penanganan di lapangan,” ungkapnya.
Pihaknya juga belum bisa mengukur tingkat kerugian yang ditimbulkan oleh bencana yang dipicu badai tersebut. “Karena kami masih fokus penanganan dulu,” pungkasnya. (c/kb)