DENPASAR, Kilasbali.com – DPRD Bali menerima audiensi terbuka dari Forum Diskusi Transportasi (FDT) Bali dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Udayana (BEM Unud) di Wantilan Kantor DPRD Provinsi Bali di Denpasar, Kamis (27/2).
Dalam audiensi terbuka itu, FDT Bali dan BEM Unud menyampaikan tiga tuntutan. Pertama mengalokasikan APBD untuk reaktivasi layanan Trans Metro Dewata (TMD). Kedua menjamin keberlanjutan operasional TMD dengan mekanisme subsidi. Ketiga meningkatkan sosialisasi dan integrasi TMD dengan moda transportasi lain.
Ketua BEM Unud, Wayan Arma Surya Darma Putra, mahasiswa Unud sangat terdampak akibat dihentikannya TMD ini. Mengingat Unud memiliki dua kampus, yang secara geografis letaknya berjauhan. Yakni di Jimbaran dan Denpasar.
Jika saat beroperasi TMD ini mahasiswa hanya mengeluarkan Rp 4000, namun sekarang nilainya jauh lebih tinggi. Yakni Rp40 – 50 ribu dengan ojek online maupun ojek konvensional sekali jalan.
“Tentu ini sangat berdampak ekonomi bagi kami yang hanya mahasiswa. Untuk itu, kami menuntut agar sesegera mungkin mengoperasikan kembali Trans Metro Dewata,” pintanya.
Seusai menerima audiensi terbuka tersebut, Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya menyampaikan bahwa pihaknya menyepakati dan akan menyampaikan kepada Gubernur Bali, agar eksekutif mengusulkan di anggaran perubahan APBD tahun 2025.
“Diusulkan memakai anggaran mendahului, sehingga pengoprasian TMD sesegera mungkin, dan bisa memenuhi aspirasi mahasiswa serta masyarakat Bali yang membutuhkan moda transportasi ini,” katanya. (jus/kb)