GianyarNews Update

Akibat Covid-19 Varian Baru, Keberangkatan 1.600 PMI Asal Gianyar Terganjal

    GIANYAR, kilasbali.com – Kadisnaker Kabupaten Gianyar, AA Dalem Jagadhita menyebut, sedikitnya 1.600-an Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Gianyar yang sudah bersiap bekerja lagi ke luar negeri. Namun munculnya varian baru Covid-19 di sejumlah negara menyebabkan keberangkatan mereka terganjal.

    “Tiap hari ada puluhan PMI yang menanyakan informasi terkait negara yang sudah membuka peluang kerja. Peluang kerja ini rebutan PMI di seluruh Bali. Di Gianyar saja ada 1.600 PMI yang menunggu peluang ini,” jelas Dalem Jagadhita.

    Baca Juga:  Penyineban Karya IBTK Tahun 2024, Pj Gubernur Bali Nuek Bagia Pula Kerti

    Dikatakannya Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen PPTKPLK Kementerian Tenaga Kerja nomor 3/33236/PK.02.02/X/2020 tentang penetapan negara tujuan bagi Pekerja Migran Indonesia, 23 negara yang membuka diri itu adalah Aljazair, Arab Saudi, Ghana, Hongaria, Hongkong, Irak, Jepang, Korea Selatan. Kemudian Maladewa, Nigeria, Uni Emirat Arab, Polandia, Qatar, Rusia, Selandia Baru, Serbia, Singapura, Swedia, Swiss, Taiwan, Turki, Zambia dan Zimbabwe.

    “Tapi tiap negara menerapkan aturan tertentu, yang jelas standar prokes ekstra ketat,” tambahnya.

    Baca Juga:  'Pemprov Bali Hadir' Serahkan Bantuan untuk Keluarga Kurang Mampu di Karangasem

    Dijelaskan lagi, seperti Jepang, Taiwan dan Irak hanya membutuhkan tenaga kerja khusus atau spesialis di luar bidang kesehatan untuk pekerjaan di darat.

    Sedangkan untuk pekerjaan laut seperti pesiar, menurutnya sudah dibuka, namun masih memperkerjakan tenaga kerja asal negaranya sendiri.

    “Tentu ada PMI yang masih kerja di pesiar, namun itu karena kontraknya sedang berjalan atau karena tidak pulang ke negara asal saat pandemi,” ungkapnya.

    Baca Juga:  Pilkada Gianyar, Tagel Bahas Koalisi

    Ditambahkanya, Negara Turki yang menjadi idaman PMI yang bekerja di sektor therapist dan spa, saat ini negara tersebut masih memberlakukan buka tutup sektor pekerja asing.

    “Situasi pandemi sama di seluruh negara, jadinya sektor pekerja therapist dan spa, membutuhkan tenaga sesuai kebutuhan, dan inipun masih buka tutup,” ujarnya.

    Menurutnya dari 1.600 PMI, 25 persen PMI asal Gianyar bekerja di Turki sebagai tenaga therapist dan spa. (ina/dx/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi