TABANAN, Kilasbali.com – Kerauhan masal yang terjadi usai pementasan Tari Rejang Sandat Ratu Segara pada Sabtu (18/8/2018) lalu, yang melibatkan para Siswi SMP dan SMA di Tabanan. Hinga saat ini para penarinya masih berlanjut mengalami kerauhan, hanya saja kerauhannya (kesurupan, red) terjadi disekolahnya masing-masing seperti halnya di SMAN 1 Kediri Tabanan, kamis (23/8/2018). Dengan kejadian tersebut pihak sekolah akhirnya memulangkan semua siswanya lebih awal, karena kondisi di sekolah sudah tidak kondusif untuk belajar mengajar.
Kepala Sekolah SMAN 1 Kediri, I Wayan Sutaya menjelaskan bahwa pihaknya pun tidak menyangka jika ada siswinya yang kerauhan, karena pada pagi hari para siswi tersebut beraktifitas seperti biasa. Namun sekitar pukul 10.30 wita, satu per satu siswi yang sedang mengaku kegiatan belajar mengajar di dalam kelas mulai kerauhan. Ada yang berteriak, menangis histeris, dan menari. “Waktu menjelang jam istirahat pertama sekitar pukul 10.30 wita, satu per satu mulai kerauhan,” ujarnya.
Bahkan kata dia, siswi yang tidak ikut menari Tari Rejang Sandat Ratu Segara pun ada yang ikut kerauhan. Sehingga pihaknya terpaksa memulangkan para siswa lebih awal agar situasi kondusif. “Sampai siswa yang tidak ikut menari ada juga yang kerauhan, mungkin karena terkejut. Sampai kami kewalahan menangani dan sekitar pukul 11.00 wita kami pulangkan siswa untuk belajar dirumah,” lanjutnya.
Ada juga siswanya yang sampai harus dilarikan ke UGD BRSU Tabanan, dimana menurutnya hal itu dilakukan karena memang ada siswa yang harus dilakukan pemeriksaan medis.
Karena peristiwa tersebut pihaknya sampai tidak berani meninggalkan sekolah padahal harus mengikuti upacara Ngaturang Guru Piduka di Pura Luhur Tanah Lot, sehingga pihaknya hanya menunggu tirta saja. “Mudah-mudahan setelah itu situasi menjadi normal dan kita bisa mengajar dengan tenang dan anak-anak juga bisa belajar dengan nyaman,” pungkasnya. (*KB).