JembranaPeristiwa

Ayam Mati Mendadak, Warga Yeh Embang Khawatir Flu Burung

 

    JEMBRANA, Kilasbali.com – Sepekan belakangan ini, puluhan ayam milik warga Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo tiba-tiba saja mati. Warga pun khawatir, pasalnya, matinya ayam peliharaan gejalanya menyerupai flu burung (avian influence).

    Salah seorang warga Ni Wayan Suwetri (50) menuturkan, belasan ekor ayam peliharaannya mati secara tiba-tiba. Warga Banjar Pasar ini mengaku ayam yang diternaknya secara lepasliar itu merupakan ayam lokal Bali yang menurutnya memiliki daya tahan yang kuat terhadap penyakit dibandingkan ayam broiler.

    Menurutnya, hari ini dari pagi hingga siang hari sudah lima ekor ayam peliharaannya yang sebelumnya tampak sehat, tiba-tiba kejang-kejang dan langsung mati. Bahkan seluruh ayam betina yang menjadi indukan sudah mati.

    “Matinya tiap pagi dan siang. Sorenya biasa-biasa saja karena saya rutin kasi makan tiap sore. Paginya tiba-tiba mati, keluar lendir dari mulut dan hidung. Ini kayaknya kena flu burung,” ujar Suwetri, Rabu (18/12/2019).

    Baca Juga:  Nyuwun Banten Pajegan 2,7 M, Perempuan Ini Dikawal Ketat

    Menyikapi kekhawatiran warga ini, instansi terkait di Jembrana akhirnya turun ke wilayah ini. Petugas medik veteriner menyisir rumah-rumah warga untuk melakukan pengecekan terhadap ayam-ayam mati mendadak tersebut, termasuk juga melakukan pengujian terhadap ayam warga yang masih hidup.

    Salah seorang petugas Mendikvet Kecamatan Mendoyo, drh I Made Putra Wiadnyana mengatakan pihaknya mengambil sempel melalui dubur ayam yang masih hidup. Hasil pengujian dengan menggunakan rapid tes menurutnya ayam-ayam tersebut mati dipastikan bukan karena flu burung.

    Warga diminta tidak risau dengan adanya ayam milik warga di Banjar Pasar, Desa Yehembang yang mati karena bukan disebabkan flu burung. Namun dikarenakan sebab lain yang tidak membahayakan nyawa manusia.

    Baca Juga:  Lima Jam Menghilang, Pembuat Kusen Ditemukan Meninggal di Kebun Pisang

    “Dari hasil pengambilan sampel melalui dubur ayam, menujukkan hasil negatif. Dipastikan kematian belasan ekor ayam milik warga itu karena sebab lain, bukan flu burung,” terangnya.

    Menurutnya berbagai faktor kemungkinan bisa menjadi penyebab sampai matinya puluhan ekor ayam peliharaan warga di satu wilayah tersebut. Mulai dari serangan binatang pemangsa maupun faktor cuaca peralihan musim kemarau ke musim hujan.

    “Dugaan kami kematian disebabkan karena cuaca exstrim atau bisa juga karena gigitan ular. Tapi yang paling dominan karena perubahan cuaca atau cuaca exstrim,” pungkasnya. (gus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi