Ekonomi BisnisGianyarNews UpdatePeristiwaSosial

Banjar Lebih Kelod Hasilkan Sampah Plastik 2,5 Ton per Tahun

    GIANYAR, Kilasbali.com – Bank Sampah yang dikelola STT Satya Dharma, Banjar Lebih Beten Kelod, Desa Lebih Gianyar, sudah dua tahun beroperasi. Rata-rata per tahunnya sudah mendapatkan sampah sebanyak 2,5 ton.

    Volume sampah belum sesuai harapan, mengingat belum banyaknya partisipasi warga dan di beberapa titik masih ada sampah plastik.

    Kelian  Banjar Lebih Beten Kelod, Wayan Wirta mengungkapkan dari 500 KK warga yang ada di wilayahnya, saat ini baru terdapat 170 warganya sebagai peserta dalam Bank Sampah yang dikelola anak muda, STT Satya Dharma.

    “Maksud saya tidak semua harus jadi nasabah atau memungut sampah, namun saya mengajak agar semua memiliki kesadaran untuk menghidupkan bank sampah yang tujuannya mengurangi sampah plastik,” jelas Wayan Wirta, Minggu (17/10/2021).

    Baca Juga:  Sekda Bali Tekankan Satpol Pendekatan Humanis dalam Menegakkan Peraturan

    Pihaknya sangat optimis, karena selama pendirian Bank Sampah, setiap dua minggu STT menerima sampah plastik dari warga mulai dari anak-anak sampai ibu-ibu rumah tangga.

    Bahkan kini pihaknya memiliki nasabah sebanyak 170 orang, tabungan terbanyak Rp 400 ribu dan omzet sudah melebihi Rp10 juta.

    Dikatakannya nasabah baru bisa menarik dananya saat menjelang hari raya Galungan.

    Baca Juga:  Karena Ini KPU Belum Umumkan Caleg Lolos

    “Sudah dua kali penarikan jelang Galungan. Galungan nanti juga ada penarikan dana dan sudah siap,” jelasnya lagi. Di sisi lain, rata-rata limbah plastik yang dihasilkan warga sekitar 0,2 kg per hari.

    Sedangkan kendala sampai saat ini, warga belum terbiasa memilah sampah plastik dengan baik, plastik yang didapat langsung dibawa ke bank sampah, ada yang masih berisi air atau kotoran.

    Jika ke depannya terus eksis, maka akan dibutuhkan semacam mesin pres plastik, sehingga memudahkan untuk pengepakan.

    Baca Juga:  Potong Ekor Babi Menyakiti Ternak tanpa Manfaat

    “Rencananya ingin mengusahakan mesin pres plastik, namun karena nanti akan didirikan TPS3R milik desa, maka akan bersinergi disabat,” ujarnya.

    Diakuinya, di wilayahnya sampah plastik sudah berkurang, namun di beberapa titik masih ada, seperti di saluran irigasi atau pinggiran sungai. Hal ini dimungkinkan kiriman sampah dari hulu. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi