Gianyar

Diduga Tetanus, Maestro Patung, I Ketut Moderen Berpulang

    GIANYAR, Kilasbali.com – Meski sudah lama menderia sakit Prostat, kondisi I Ketut Moderan, sempat membaik lantaran tantangan membuat karya khusus pesanan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarna Putri dua tahun lalu. Namun, maestro patung dari Banjar Bangun Liman, Desa Buruan, Blahbatuh ini akhirnya menyerah dengan derita  tetanus. Moderan pun  meninggal dalam perawatan  di RSUD Sanjiwani Gianyar, Sabtu (18/4/2020).

    Berita meninggalnya I Ketut Modren inipun mengejutkan  berbagi pihak, khususnya Pemkab Gianyar dan politisi. Mengingat, dalam beberapa tahun terakhir ini, Ketut Moderen sering disambangi pejabat dan politisi karena sempat menggarap tiga patung khusus berukuran besar  yang merupakan pesanan Presiden RI ke-5, Ibu Megawati Soekarno Putri. Tida patung itu digarap hingga satu tahun lebih dengan tema yakni  gugurnya Kumbakarna dalam Epos Ramayan, perang Bharatayuda dan satu patung bebondresan.

    Baca Juga:  Suara Festival Hadirkan Surga Tersembunyi di Nuanu City

    Setelah patung khusus itu selesai digarap, Moderen tetap melanjutkan karya-karyanya yang lain dengan dibantu sejumlah pematung asuhanya. Namun sayang, dalam beberapa hari terakhir, modren harus hadapkan pada infeksi tetatus di saat kondisinya sudah mulai melemah. Dari keterengan pihak keluarganya, sang maestro tengah mempersiapkan pembuatan studio untuk menempatkan karya-karyanya. Karena selama ini, patung karya tidak memiliki tempat khusus. Terlebih saat pengerjaan kerap dilakukan pada tempat terbuka, seperti di tegalan.

    I Nyoman Arjawa, Ketua Sabha Desa Pakraman Buruan yang sangat dekat dengan almarhum, Minggu (19/4/2020) mengatakan, warga Buruan merasa sangt kehilangan atas meninggalnya almarhum. Moderen selam ini ditempatkan warga sebagai seniman motivator, karena hampir 90 persen seniman-seniman muda di desa setempat adalah asuhannya.

    Baca Juga:  Potong Ekor Babi Menyakiti Ternak tanpa Manfaat

    “Tidak hanya seni patung, beliau juga seorang pelukis. Seniman-seniman di Buruan ini hampir semua sempat berguru ke sang maestro ini,” ungkap mantan anggota DPRD Gianyar ini.

    Lanjutnya, sebelum terkena tetanus, mendiang sempat mempersiapkan studio atau tempat membuat patung baru. Saat itu, kata Arjawa, mendiang terkena paku. Pihak keluarga sempat mengajaknya berobat ke RSUD Sanjiwani, dan menjalani irawat inap. Namun baru dirawat sehari, mendiang meninggal, Sabtu sekitar pukul 04.00 Wita. “Beliau meninggal karena infeksi tetanus. Pemakaman akan dilakukan besok (Senin),” ujarnya.

    Tambahnya, mendiang merupakan sosok seniman penuh semangat. Di mana setiap karyanya tidak semata-mata mengejar profit oriented. Karya yang dibuatnya penuh dedikasi. Semasa hidupnya, sang maestro kerap menekankan, tanpa berkarya hidupnya terasa hambar, karena itupula saat menderita prostat akut, kondisinya langsung membaik ketika menerima pesanan membuat patung khusus unuk Presiden RI ke-5, dua tahun lalu. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi