DENPASAR, Kilasbali.com – Ditengah pandemi covid-19 dan masih adanya pembatasan untuk penerbangan, ekspor kerajinan ternyata masih tetap jalan meskipun lebih kecil dari biasanya. Sementara menyikapi pembatasan penerbangan, membuat peluang ekspor lewat jalur laut lebih terbuka.
Kadis Perindag Provinsi Bali I Wayan Jarta, Sabtu (4/7/2020) mengatakan, pihaknya terus menggali potensi ekspor yang bisa didukung lewat jalur laut.
“Oleh karena itu kita menggali kok. Dari awal kondisi ini sudah mengidentifikasi mana kira-kira potensi ekspor yang masih bisa kita support. Itu ekspor yang melalui jalur udara sudah kesulitan kita,” ujarnya.
“Cost dan segala macam sudah tidak masuk. Kemarin kita coba. Contohnya manggis lewat udara. Ternyata tidak masuk dia. Tidak kompetitif di negara tujuan. Oleh karena itu lewat laut. Teman-teman tetap berupaya lewat laut,” ungkapnya.
“Jadi semua potensi ekspor masih kita laksanakan. Seperti ikan tuna beku masih jalan. Kalau segarnya lewat udara masih bisa kita,” imbuhnya.
Jarta juga menerangkan, untuk produk kerajinan masih tetap jalan meskipun tidak banyak seperti sebelumnya.
“Termasuk produk-produk kerajinan kita masih ada yang berangkat beberapa. Memang jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya. Masih jalan sekitar 30 sampai 35 persen. Itu kita ketahui dari SKA yang kita keluarkan. Masih ada beberapa komoditi yang jalan 3 bulan tetakhir. Kerajinan masih jalan,” pungkasnya. (sgt/kb)