Jembrana

FKRH Jembrana Serukan Jangan Diskriminatif Terhadap Pasien dan Warga Terdampak Covid-19

    JEMBRANA, Kilasbali.com – Di tengah perkembangan kasus penyebaran covid-19 yang menunjukan trend meningkat, diharapkan tidak ada lagi perlakukan diskriminatif terhadap orang yang terkait dengan Covid-19. Forum Komunikasi Remaja Hindu (FKRH) Jembrana mengajak anak muda Jembrana menjadi agen anti diskriminasi terhadap pasien maupun warga terdampak.

    Masih minimnya pengetahuan masyarakat terhadap penyebaran Covid-19 menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan. Tidak jarang ketakutan berlebihan tersebut memunculkan sikap apatis baik terhadap pasien positif, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun Orang Dalam Pemantauan (ODP) termasuk pada keluarganya. Bahkan di sejumlah daerah ada perlakuan diskriminatif. Tak terkecuali terhadap PMI yang pulang dari berbagai negara karena terdampak penyebaran Covid-19 yang mewabah hampir di semua negara.

    FKRH Jembrana kini juga mengajak anak muda di Jembrana berkontribusi untuk menghilangkan stigma negative tersebut di masyarakat. Ketua Harian FKRH Jembrana, Ni Putu Adela Prianti menyatakan dalam menghadapi penyebaran covid-19 ini, sangat dibutukan solidaritas dari semua komponen tak terkecuali kalangan generasi muda. Salah satunya menjadi influencer untuk mengedukasi teman sebaya maupun lingkungan sekitar sehingga tidak ada lagi ketakutan yang belebihan yang menimbulkan perlakukan diskriminasi.

    Menurutnya baik pasien positif, PDP maupun ODP merupakan korban dari penyeberan Covid-19. Bahkan tak jarang juga ada tenaga medis yang ikut terpapar. “Korban ini butuh support agar tidak menutup diri terhadap survelance, agar tidak enggan memeriksakan diri. Mereka butuh support terutama dari lingkungan sekitar dan teman sebayanya agar termotivasi untuk mencegah penularan. Termasuk juga PMI yang datang dari luar negeri maupun tenaga medis yang menangani pasien covid-19,” ujar bidan di salah satu rumah sakit di Jembrana ini.

    Baca Juga:  Tradisi Melasti Se-Desa Adat Blahbatuh

    Menurutnya para pasien, ODP termasuk para PMI maupun tenaga medis sudah menjalani protokol kesehatan dalam pencegahan penularan covid-19, sehingga tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Justru yang dikhawatirkan pihaknya adalah transmisi antar wilayah salah satunya melalui mobilitas warga.

    “Yang menjalani isolasi sudah ada protapnya. Sekarang bagaimana kita memberikan dukungan dan bantuan termasuk juga kepada keluarganya yang terdampak agar bisa patuh dalam melaksanakan isolasi. Ini sakit bukan aib” paparnya.

    Dikatakannya, tidak perlu ada paranoid apabila semua warga, termasuk juga anak-anak bisa patuh terhadap protokol kesehatan, seperti pakai masker, rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak serta intens melaksanakan penyemprotan desinfektan serta menjaga pola hidup bersih dan sehat.

    Baca Juga:  Kanwil DJP Bali Kumpulkan Penerimaan Pajak Sebesar Rp2,24 Triliun

    “Cara penularan dan pencegahannya yang harus kita sama-sama fahami dan informasikan kepada masyarakat. Jangan sampai justru di jauhi atau malah ada penolakan. Mereka itu korban dan harus didukung untuk penyembuhan atau isolasi diri,” jelasnya.

    Solidaritas positif dan perlindungan bersama ini yang juga dapat mempercepat proses penyembuhan bagi pasien ataupun kelancaran isolasi bagi ODP. Menurutnya FKRH Jembrana kini focus mendukung percepatan penanganan Covid-19 melalui berbagai upaya.

    “Selain desinfeksi dan pendistribusian masker, kami juga ada program di media sosial seperti lomba video. Walau dari rumah, kita tetap bisa bergerak, salah satunya kampanye anti diskriminasi dan stigma kepada lingkungan sekitar dan teman sebaya di medsos,” tandasnya. (gus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi