DenpasarSeni Budaya

Gong Kebyar Wanita Tabanan dan Badung Hangatkan Ardha Candra

    DENPASAR, Kilasbali.com – Malam yang dingin terasa hangat lantaran penampilan Gong Kebyar Wanita dari Sekaa Gong Giri Swari Kencana, Tabanan dengan Sekaa Gong Wanita Loka Sraya Budaya, Badung di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya, Denpasar pada Minggu malam (30/6/2019).

    Penampil pertama yang datang dari Tabanan terlebih dahulu menampilkan materi tabuh wajib yakni Kebyar Dang Cita Utsawa yang diciptakan oleh I Wayan Beratha.

    Menurut keterangan pembina Gong Kebyar Wanita Tabanan yakni I Wayan Santika bahwa terpilihnya sanggar yang dibentuk setahun lalu ini adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.

    “Awalnya ini terbentuk karena PKK ingin mengisi waktu luang, selama setahun kami berjalan dan latihan akhirnya dipercaya untuk mengisi Parade Gong Kebyar Wanita,” ujar Santika.

    Baca Juga:  Tradisi Melasti Se-Desa Adat Blahbatuh

    Selanjutnya, Tabanan pun tampil apik dengan Tari Kebyar Duduk, Tabuh Kreasi ‘Mengindang’ dan Tari Kreasi ‘Bayun Pindekan’.

    Foto: Penampilan Gong Kebyar Wanita Duta Kabupaten Badung.

    Sebagai penampil kedua, Badung yang diwakili oleh Sekaa Gong Wanita Loka Sraya Budaya tak kalah mempesona. Kelihaian penabuh wanita dari Badung tampak pada penampilan materi tabuh wajib yakni Tabuh Kebyar Dang Cita Utsawa.

    Badung pun melanjutkan garapan dengan Tari Baris Bandana Manggala Yudha yang melukiskan perisiapan perang kerajaan Badung di masa lalu. Hingga garapan pun berlanjut dengan Tabuh Kreasi Delod Berawah.

    Baca Juga:  Karya IBTK Pura Agung Besakih, Pj Gubernur Bali Sampaikan Ini

    Berdasarkan keterangan I Ketut Suarta Jaya yang menjadi pembina tabuh Gong Kebyar Wanita Badung, bahwa tabuh ini mulanya ditampilkan pada tahun 2001.

    “Sebetulnya tabuh ini pernah dibawakan oleh Gong Kebyar Dewasa Badung pada tahun 2001 di PKB dan kami tampilkan lagi dengan wanita sebagai pemainnya,” terang Suarta.

    Sebagai penampilan pamungkas Badung pun mempersembahkan Tari Kreasi Cicingaran, dimana tari ini terinspirasi dari siklus perputaran layaknya kapindekan. (kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi