DenpasarSeni Budaya

He Who Saw The Deep, Kolaborasi Wayang Inovatif Lintas Negara

    DENPASAR, Kilasbali.com Berawal dari sebuah pertunjukkan wayang di Singapura pada tahun 2017, sejak itu Elena jatuh cinta terhadap uniknya kesenian wayang kulit ini. Sewaktu di Singapura, Elena yang mulanya sebagai pemain teater dan kini merambah sebagai produser merasa bahwa dirinya harus berkolaborasi dengan dalang asal Bali yang ditemuinya kala itu yakni I Kadek Budi Setiawan.

    “Ini kolaborasi pertama yang dilakukan dengan orang luar Singapura, jadi saya sangat senang memproduseri garapan ini,” tutur Elena Yeo yang ditemui di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Sabtu Malam (29/62019).

    Baca Juga:  Polisi Boleh Ngonten di Medsos Asal Sederhana!!!

    Dua tahun kemudian, segala diskusi dan kontemplasi akhirnya tahun 2019 dapat terlahir sebuah garapan kolaborasi yang mengangkat cerita paling kuno yang berada di Kota Uruk (sekarang disebut Irak).

    Garapan wayang inovtif bertajuk He Who Saw The Deep (Dia yang Telah Melihat Paling Dalam), mengisahkan perjalanan Raja Gilgamesh yang telah menemukan pencerahan. Bagian terdalam antara ruang kehidupan dan kematian yang dikunjungi Gilgamesh mengingatkan dirinya bahwa semestinya ia lebih peduli kepada alam dan orang yang mencintainya.

    Baca Juga:  Peringatan Weton sebagai Ungkapan Rasa Syukur

    Selama kurang lebih dua jam, garapan He Who Saw The Deep membawa para penonton ke dalam cerita kuno yang digarap dengan apik. I Kadek Budi Setiawan dan I Wayan Mardika memainkan wayang dengan apiknya, diiringi pula oleh pencerita dari Amerika yakni Shawn. M.

    Nyanyian indah berbahasa Indonesia dan Inggris dilantunkan dengan indah oleh Ayu Sada dengan pakem kidung khas Bali. Perpindahan latar kisah cukup berkesan yang memadukan aspek modern dengan tradisi.

    Keikutsertaan I Kadek Budi Setiawan dalam garapan ini sebagai bentuk upaya melestarikan seni pewayangan. Dengan adanya sebuah inovasi dan kolaborasi lintas negara ini Budi berharap agar kesenian wayang kian diminati masyarakat di tengah era global seperti sekarang ini.

    Baca Juga:  Kejuaraan Karate Antar Pelajar Se-Kabupaten Tabanan

    “Wayang itu tidak boleh tenggelam, wayang itu tidak boleh mati, wayang itu harus selalu hidup,” pesan Budi. Rencananya, seusai dipentaskan dalam PKB ke-41, garapan kolaborasi ini akan ditampilkan pula di Singapura. (kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi