GIANYAR, Kilasbali.com – Seminggu jelang Hari Raya Galungan, harga komoditi upacara di Pasar Umum Gianyar mulai naik. Dari pantauan pada Senin (10/2/2020), kenaikan terjadi pada komoditi janur dan bunga, serta diikuti pula dengan kenaikan harga cabai dan lainnya. Warga pun was-was, karena komoditi ini akan terus merangkak naik dalam setiap harinya hingga H-2 Hari Raya Galungan.
Harga janur di pasar ini naik hampir dua kali lipat dari harga biasanya. Satu ikat besar janur dengan kulitas terbaik, yang sebelumnya seharga Rp 18 ribu kini langsung melonjak menjadi Rp 22 ribu. Harga ini dipastikan akan terus merangkak ke angka Rp 30 hingga Rp 35 ribu.
Komuditas Bunga juga tidak kalah tancap gas. Bunga Pacar Galuh misalnya, sebelumnya hanya Rp 10 ribu perkilo menjadi Rp 16.000 perkilonya. Sementara bumbu-bumbuan terutama, cabai, bawang merah dan lain-lain juga tidak luput dari kenaikan.
Kadis Perindag Gianyar, Ni Luh Gede Eka Suari mengatakan, tidak semua komoditas kebutuhan hari raya mengalami kenaikan harga. Ada beberapa komoditas yang harganya turun, selain komuditas yang mengalami kenaikan tajam.
Untuk bumbu, sebutnya, cabai beragam jenis memang mengalami kenaikan harga yng mencolok. Disebutkan, cabai merah besar mengalami kenaikan dari Rp 65.000 menjadi Rp 70.000 perkilonya. Cabai rawit merah yang harganya Rp 65.000 juga naik menjadi Rp 70.000 perkilonya. Kelapa yang biasanya Rp 6.000 menjadi Rp 7.000.
Dikatakan Kadisperindag, Eka Suari menjelang Hari Raya Galungan, hanya tujuh komoditas mengalami kenaikan. Kenaikan ini dipicu meningkatnya kebutuhan komoditas tersebut. Disamping itu, komoditas tersebut berasal luar Bali, termasuk pisang sebagian berasal dari luar Bali.
Namun kebutuhan lain menurutnya mengalami penurunan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan. “Harga sembako masih terkendali dan Disperindag akan terus memantau perkembangan harga. Bila harga melonjak tinggi maka, kami akan gelar pasar murah,” pungkasnya. (ina/kb)