Ekonomi BisnisGianyar

Kayu Bakar Jadi Alternatif, Penjualan Si Melon Turun 30 Persen

    GIANYAR, Kilasbali.com – Lantaran daya beli mulai melemah, sejumlah warga kini beralih kembali mengunakan tungku kayu bakar untuk kegiatan masak sehari-hari.

    Sementara kompor gas dipakai sebagai cadangan, untuk menghemat pengeluaran.

    Alternatif inipula membuat penjalan Gas Elpji 3kg alias Si Melon mengalami menurunan yang cukup signifikan saat pandemi Covid-19 ini.

    I Wayan Kota, satu warga Banjar Petulu Gunung, Desa Petulu menyebutkan, sejak tiga bulan terakhir, keluarganya menggunakan tungku api untuk memasak di dapur.

    Disebutkan selama ini, tungku api jarang digunakan sehari-hari, kecuali saat hari raya.

    Namun, semenjak pandemi ini, lantaran kesulitan ekonomi, dirinya lebih memilih memanfaatkan limbah kayu ukir untuk dijadikan kayu bakar.

    Sementara kompor Gas Elpiji hanya dimanfaatkan untuk kegiatn mendadak seperti memasak air untuk kopi dan masak ringan lainnya.

    Baca Juga:  Lima Jam Menghilang, Pembuat Kusen Ditemukan Meninggal di Kebun Pisang

    “Setiap dapur di desa kami ini pasti wajib ada tungku apinya. Sebelumnya hanya dipakai saat hari raya, kini agar lebih hemat kami gunakan setiap hari,” ungkap sopir wisata yang kini beralih sebagi tukang ukir ini.

    Tidak hanya Wayan Kota, warga lainnya di wilayah pedesaan juga menjadikan tungku api untuk masak setiap hari. Kondisi ini pula menjadi slah satu faktor menurunnya penjualan Si Melon di Gianyar.

    Namun demikian, banjir stok Si Melon akibat menurunnya penjualan, tidak serta merta akan memberi kesempatan bagi pengoplos.

    Terlebih di saat pandemi ini, penjualan Elpiji 12 Kg yang disasar pengoplos juga anjlok. Meski demikian, peluang tindakan ilegal dalam proses distribusi Elpiji tetap ada sehingga harus diawsi secara ketat.

    Kabid Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Disperindag Gianyar Ni Wayan Adnyaningsih, Kamis (28/1/2021) mengakui adanya penurunan penjualan Gas Elpiji.

    Baca Juga:  Pelebon Agung Jadi Atraksi Budaya Spekatkuler di Ubud – Gianyar 

    Penurunan ini terjadi sebagai dampak Pandemi Covid-19. Kondisi ini terjadi sejak pertengahan tahun 2020. “Hingga kini penurunan penjualan mencapai 30 persen,” ungkapnya.

    Mengenai potensi adanya ulah nakal pihak tertentu yang akan memanfaatkan banjir stok elpiji melon, peluangnya dinilai kecil. Karena penjualan gas Elpiji 12 kg yang diperuntukan perusahaan, hotel-hotel dan pengusaha lainnya juga ikut turun.

    “Pengoplosan Elpiji subsidi ke non subsid ini memang wajib kita antisapasi terus dengan pengawasan dari berbagai pihak. Namun, anjloknya penjualan elpiji 12 KG juga tentunya mempengaruhi aktivitas pengoplosan ini,” yakinnya.

    Baca Juga:  ASN Se-Bali Diminta Jaga Netralitas Pemilu

    Tambahnya, hingga kini Kuota LPG 3Kg untuk Kabupaten Gianyar sebanyak 21.921 metrik ton dan terjadi pengurangan menjadi 15.302 metrik ton per tahun.

    Kebutuhan gas untuk tabung 3 kg dalam setahun di Gianyar dibutuhkan sebanyak 7.307.000 tabung gas dan terjadi pengurangan menjadi 5.100.000 tabung gas.W-010 MT.

    “Mengenai permintaan yang menurun justru lebih banyak di Gas Elpiji 12 jg. Karena banyak restoran dan rumah makan tutup. Menurunnya daya beli masyarakat, mengakibatkan banyak masyarakat beralih ke gas melon,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi