GIANYAR, Kilasbali.com – Aliran sungai kecil sepanjang 300 meter yang melintas di Banjar Bangun Liman, Buruan, Blahbatuh memang patut ditiru dan layak mendapatkan acungan jempol. Pasalnya, sungai ini dimanfaatkan untuk memelihara ikan oleh Sekaa Teruna (ST) Asti Mandala Banjar Bangun Liman. Cara yang dinilai efektif menjaga kebersiahan aliaran sungai inipun, kini dikuti di sejumlah desa lainnya.
Menariknya, sungai kecil ini juga dimanfaatkan warga untuk mandi dan cuci pakaian. Ikan warna-warni dengan ukuran besar inipun tampak berbaur diantara warga yang sedang beraktivitas. Ikan yang jumlahnya banyak dan berbagai jenis mulai dari ikan, nila, kaper, lele hingga ikan koi, terihat jinak dan mendekati warga.
Seorang warga, I Wayan Oleng menuturkan, warga sering berkumpul dan bermain dengan anak-anaknya sembari melempari ikan dengan roti sebagai pakannya. “Warga banyak yang menghabiskan waktu seggang di sini,” tuturnya. Kendatipun sungai itu kerap dimanfaatkan warga untuk cuci dan mandi, namun ikan-ikan ini kebal dan tidak pernah ada ikan yang mati.
Penjaga Sungai, I Made Lebah (45) mengatakan, pembudidayaan ikan di sungai ini digagas oleh Sekaa Teruna (ST) Asti Mandala, sejak sepuluh tahun lalu. Bermula ketika ada warga Desa Buruan, yang memiliki tambak udang. Pada tambak terdapat banyak ikan nila. Ikan nila itu lalu dibagi-bagi ke warga.
Oleh pemuda Banjar Bangun Liman, ikan tersebut dilepaskan ke sungai. Karena ikan nila cepat besar dan berkembang biak, yang besar-besar dulunya sempat dijual. “Hasil penjualannya dibelikan TV yang ditaruh di pos kamling,” ujar Lebah
Lebah menuturkan, sejak sungai kecil di tengah pemukiman warga ini dijadikan tempat memelihara ikan, banyak warga berhenti memelihara ikan di kolam rumah. Dan, ikan peliharaannya, seperti koi, dilepaskanliarkan ke sungai ini.
“Kondisi sungai ini kini terjaga kebersihannya, karena semua warga merasa memiliki ikan ini. Dan sejak ada ikan, tak ada yang buang sampah ke aliran air ini,” terangnya. (ina/kb)