TABANAN, Kilasbali.com-Meriahkan HUT Republik Indonesia ke 73, dan Porsenides, Desa Kukuh, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan gelar lomba mesatua Bali, nyurat aksara bali, dan meguguritan di Wantilan Desa Adat Kukuh pada Senin (13/8/2018). Lomba digelar untuk melestarikan budaya bali. Terlebih generasi melenial diharapkan harus cakap dalam menulis aksara Bali dan mesatua Bali.
Perbekel Desa Kukuh, I Made Sugianto menjelaskan, peserta lomba diikuti oleh 3 SD se-Desa Kukuh. Mesatua Bali diikuti enam peserta, geguritan diikuti 3 pasang dari 3 SD, 12 pasang Sekaa Teruna dari 12 banjar adat Desa Kukuh. “Lomba digelar baru pertama kali dan peserta sangat antusias,” ungkapnya.
Kata dia, tujuan dari digelarnya lomba tersebut untuk melestarikan budaya Bali terutama anak-anak melenial ditengah modernya zaman, diharapkan tidak melupakan warisan leluhur. Sekaligus juga untuk memperingati HUT RI ke 73 tahun dan Posenides Desa Kukuh. “Jika tidak kita yang menjaga siapa lagi, saya inginkan mereka harus cakap berbahasa Bali,” imbuhnya.
Ia mengakui selain lomba mesatua Bali, Geguritan dan nyurat aksara Bali, berbagai lomba juga digelar. Mulai dari rejang renteng, tenis meja antar banjar, turnamen bulutangkis antar banjar. Ada pula lomba karaoke antara sekaa teruna dan PKK. “Di wantilan penuh sesak, karena ini sejarah, setelah era tahun 1970 Porsenides kembali terulang,” jelasnya.
Sugianto menambahkan kegiatan ini akan rutin dilakukan. Sebab warga Desa Kukuh sangat mensuport apalagi sumbangan dana juga didukung. “Semasih saya menjabat sebagai perbekel kegiatan ini akan berkesinambungan,” terang Sugianto.
Terselenggaranya berbagai lomba atas kerjasama dengan Karang Taruna, Sekaa Teruna termasuk pula Penyuluh Bahasa Bali yang ada di Kecamatan Marga. Dan juga seluruh warga Kukuh membaww suporter untuk mendukung banjarnya masing-masing. “Jadi lomba ini digelar juga sebagai ajang mempersatukan banjar supaya satu komitmen dalam membangun desa,” tandas Sugianto. (*KB).