PariwisataTabanan

Mejukut Massal Akan Meriahkan Jatiluwih Festival #2

    TABANAN, Kilasbali.com-Jatiluwih Festival #2 kembali digelar tanggal 14 sampai 15 September 2018 mendatang. Selain menampilkan seni dan budaya, festival yang mengambil tema “Matha Subak” juga akan menyuguhkan atraksi pertanian seperti mejukut massal.

    Ketua Panitia Jatiluwih Festival #2, Nengah Sutirtayasa, Kamis ( 6/9/2018) mengatakan Jatiluwih Festival berbasis pemberdayaan masyarakat. Karena melibatkan seluruh masyarakat penyangga Subak Jatiluwih. “Selain menampilkan tarian khas dari masyarakat Jatiluwih dan sekitarnya, juga akan ada atraksi mejukut massal,” terangnya. Mejukut massal akan diikuti oleh puluhan petani Jatiluwih. Mejukut adalah prosesi pemeliharaan tanaman padi dengan cara membersihkan gulma atau rumput yang tumbuh disela sela tanaman padi. “Puluan petani akan mengikuti atraski mejukut massal ini. Bagi para pengujung juga bisa ikut atraksi mejukut sehingga memberikan kenangan yang tak terlupakan,” terangnya.

    Baca Juga:  Trans Studio Bali Hadirkan Show Spesial Lebaran hingga 21 April 2024

    Ditambahkannya, selain mejukut massal atraksi pertanian yang juga akan ditampilkan adalah tebuk lesung. “Ibu yang melakukan atraksi tebuk lesung akan berkolaborasi dengan musisi nasional Gilang Ramadan,” jelasnya. Tidak itu saja, ibu ibu PKK juga akan menampilkan tarian rejang kolosal. “Kami juga tampilkan tari bungan sandat, dan sejumlah tarian tradisional yang dibawakan oleh sanggar sanggar tari yang ada di kecamatan Penebel,” terangnya.

    Sementara itu musisi lokal dan nasional yang juga akan tampil di Jatiluwih Festival #2 diantaranya, Indra Lesmana, Balawan, Gilang Ramadan, Tropical Transit, Ito Kurdhi dan masih banyak lagi. “Beberapa musisi ibu kota akan tampil, mereka akan berkolaborasi dengan musisi-musisi lokal di Bali,” tandasnya.

    Baca Juga:  PDIP Tabanan Sepakat Usulkan Koster-Ace atau Koster-Giri

    Jatiluwih Festival #2 kali ini mengambil lokasi di areal subak Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan yang sedang tidak berfungsi seluas 2 Hektar. “Karena berkaca dengan Jatiluwih Festival #1 yang berlokasi di jalan raya sehingga kurang nyaman. Untuk tahun ini sengaja di pusatkan di areal subak yang sedang tidak berfungsi atau sedang tidak ditanami,” terangnya.

    Selain pagelaran seni budaya dan kolaborasi musik, pada Jatiluwih Festival #2 juga digelar lomba foto dan videografi. “Jumlah peserta lomba foto dan videografi tidak dibatasi, karena pada tahun lalu ketika peserta dibatasi cuman 50, ternyata masih banyak yang tidak kebagian,” bebernya. Untuk lomba foto dan videografi pihak panitia menyediakan hadiah total Rp 10 Juta. “Bagi foto foto yang menjadi juara akan dijadikan souvenir untuk wisatawan yang berkunjung ke DTW Jatiluwih,” tambahnya.

    Sementara itu untuk sumber dana Jatiluwih Festival #2 ini bersumber dari Kementrian Pariwisata sebesar Rp 100 juta berupa barang dan jasa, pun dari Provinsi Rp 170 Juta, dari APBD-P Tabanan Rp 200 Juta. Sedangkan dari DTW Jatiluwih sebesar Rp 300 Juta. “Jatiluwih festival juga diisi dengan workshop pertanian dari Dinas Pertanian dan Universitas Udayana dan bisa diikuti oleh masyarakat umum dan tidak ditarik bayaran,” pungkasnya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi