PeristiwaTabanan

Penari Rejang Sandat Ratu Segara Yang Kerauhan di Sekolah Sudah Sehat

    TABANAN, Kilasbali.com-Puluhan siswa penari Rejang Sandat Ratu Segara yang kembali kerauhan disekolah kondisinya telah membaik. Mereka sudah bisa diajak berkomunikasi dan sudah bisa tertawa dengan sanak saudara.

    Bahkan agar kejadian tidak terulang lagi, Kamis (23/8/2018) seluruh kepala sekolah yang siswanya ikut menarikan Rejang Sandat Ratu Segara pada Pembukaan Festival Tanah Lot Sabtu (18/8/2018) lalu akan kembali ngaturang guru piduka dan nunas tirta ke Pura Tanah Lot.

    Kepala SMPN 3 Selemadeg Timur, Putu Artha Pujangga menerangkan jika tujuh siswanya yang kembali kerauhan disekolah pada Senin (20/8) sudah membaik. Ia bersama dengan Camat Selemadeg Timur I Gusti Ngurah Dharma Utama juga sudah mengecek kerumahnya masing-masing pada Selasa (21/8/2018). “Kami datangi kerumahnya, kondisi mereka sudah membaik, tidak ada yang bengang-bengong,” jelasnya.

    Kata dia, agar kejadian tidak terulang kembali, seluruh Kepala Sekolah SMP yang siswanya ikut menari akan kembali ke Tanah Lot hari Kamis (23/8) untuk gelar Guru Piduka dan nunas tirta. Dimana tirta yang ditunas ini akan dipercikan kepada seluruh siswa. “Besok (hari ini) kepala sekolah ke Tanah Lot agar seluruh siswa tidak alami kerauhan kembali,” imbuh Pujangga.

    Bahkan menurutnya siswa yang kerauhan ini adalah pilihan. Karena saking sakralnya tarian hingga sampai merasuk ke jiwa siswa. “Tidak semua siswa kerauahan, mudah-mudahan gangguan hal negatif tidak datang kembali,” tegas Pujangga.

    Baca Juga:  Diprediksi Meningkat Kunjungan Wisatawan ke Tanah Lot Selama Bulan Ramadan

    Hal serupa juga disampaikan oleh Camat Selemadeg Timur, I Gusti Ngurah Darma Utama. Jika siswa dari SMPN 3 Selemadeg Timur sebanyak tujuh orang, dan SMPN 2 Selemadeg Timur empat orang yang sempat kembali kerauhan disekolah sudah membaik. Dan menurut pengakuan mereka, mereka tidak kapok menarikan Rejang Sandat Ratu Segara. “Kami juga ke rumah mereka, kondisinya sudah sehat dan membaik serta bisa ke sekolah,” tegas Dharma Utama.

    Siswa kerauhan kembali juga sempat terjadi di SMPN 4 Kediri pada Selasa (21/8/2018). Dimana ada belasan orang yang mengalami kerauhan. Namun kondisi mereka pun sudah membaik. “Jumlahnya saya tidak tahu persis, hanya saja yang saya dekati ada 5 orang kerauhan. Tetapi sekarang sudah sehat,” ungkap Kepala SMPN 4 Kediri, Dewa Nyoman Sarjana.

    Ia pun sempat mengatakan jika siswa kerauhan saat jam istirahat. Namun dirinya tidak mengetahui jelas karena sedang ikut work shop di belakang sekolah. “Pada saat kerauhan kami langsung bawa ke Pura Tanah Lot ngaturang Guru Piduka,” jelasnya sembari mengatakan kemarin siswa lebih dulu dipulangkan agar siswa lain tidak kena imbas.

    Disisi lain, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti sebagai pencetus Tarian Kolosal Rejang Sandat Ratu Segara mengatakan, dirinya mengapresiasi semangat para penari dan sarankan “melukat” bagi para penari yang masih mengalami kesurupan setelah pentas di pelataran Pura Tanah Lot, Sabtu (18/8/2018).

    Kata dia, kesurupan terjadi adanya gesekan unsur positif dan negatif. Karena Tarian Rejang Sandat Ratu Segara bersifat persembahan kehadapan penguasa segara, memang harus sakral dan berfungsi sebagai pembersih unsur negatif. Sehingga setelah menarikan Tari Kolosal itu, unsur negatif terganggu atas kehadiran unsur positif dan harus dimurnikan melalui penglukatan (pembersihan diri).

    Baca Juga:  Kasus Positif Rabies pada Hewan di Tabanan Bertambah Jadi Tujuh

    “Tarian ini memang dirancang agar sakral dan berfungsi membersihkan unsur negatif yang ada di dalam diri. Bisa saja ada unsur negatif, dan memang pada dasarnya mereka (yang kesurupan) ada kelainan (bebayian) ataukah ada unsur lainnya. Sehingga setelah menari, masuk unsur positif, dan menyebabkan unsur negatif itu terganggu dan terjadi gesekan antara unsur positif dengan unsur negatif,” jelasnya.

    Dirinya pun menegaskan bahwa energi negatif bawaan dari dalam diri tersebut memang sulit dilepaskan. Sehingga harus melakukan Penglukatan (pembersihan) di Pura Luhur Tanah Lot). Niscaya dengan melukat bisa menghindarkan diri dari unsur-unsur energi negatif.

    “Itu (energi negatif) seperti magnet yang enggak bisa dilepas atau sulit dilepas, makanya kita harus melukat (setelah melakukan tarian). Karena Tari ini adalah pengeruakan atau pembersihan. Jikalau memang dia sakit karena unsur bawaan ya Astungkara dibersihkan”, tambahnya.

    Dirinya pun menambahkan, penari yang kesurupan mungkin juga ada bawaan unsur niskala, seperti kepingit, ataukah memang harus ngiring dan lainnya yang berhubungan dengan unsur niskala. Sehingga dengan tidak langsung melalui Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini para penari dibersihkan dari unsur-unsur negatif.

    Baca Juga:  Atasi Stunting 'Berkunjung dan Berbagi', Rai Wahyuni Sanjaya Berkolaborasi dengan Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Bali

    Bahkan sejauh hari sebelum dipilihnya penari, para penari dengan sukarela dan tidak ada unsur pakasaan berpastisipasi dalam menarikan Tari Rejang Sandat Ratu Segara. Dan sudah dijelaskan pula ini adalah Tarian sakral dan bersifat pembersihan unsur-unsur negatif dan juga merupakan persembahan tulus ikhlas kepada penguasa segara (laut). Sehingga, kesurupan dan lain-lain tidak terbantahkan dan pasti terjadi.

    “Mereka menari dengan sukarela, jadi ada keinginan, tidak ada unsur paksaan. Dan orang tuanya pun sadar. Sampai ada orang-tuanya bilang akan ajak anaknya mepamit Ke Tanah Lot dan tidak ada masalah”, tegas Bupati Eka.

    Dan kedepan apabila masih ada penari yang masih sering kesurupan, Bupati Eka menyatakan siap membantu, sesuai dengan prosesi yang harus dijalankan. Sudah tentu adanya persembahan ini tiada lain untuk tujuan yang baik, dan sudah tentu dari awal penggarapan hingga sebelum dipentaskan dan akan dipentaskan, Bupati Eka selalu memohon kerahayuan, melakukan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot, baik pribadi maupun bersama Penari.

    “Dengan adanya kesurupan ini, memang diyakini Tarian itu memang benar-benar sakral. Mengingat Tarian ini nggak main-main, kededepan, kita harus sterilkan dahulu penari sebelum menarikan Rejang Sandat Ratu Segara untuk meminimalisir hal buruk yang akan terjadi,” tandasnya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi