PendidikanTabanan

PSBN Mahatmiya Gelar Simulasi Gempa Bumi

    TABANAN, Kilasbali.com – Gempa bumi terjadi di Panti Bina Sosial Netra (PSBN) Mahatmiya, Tabanan, Jumat (27/7/2018). Para penerima manfaat (PM) dan pegawai menyelamatkan diri dengan berkumpul di titik kumpul yang telah ditentukan, kendatipun ada PM yang mengalami cedera saat menyelamatkan diri, namun proses evakuasi berjalan lancar karena telah memiliki tim tanggap darurat.

    Itu lah skenario simulasi tanggap bencana alam yang dilakukan PSBN Mahatmiya dalam rangka sertifikasi ISO 9001:2015 yang menuntut panti tersebut harus memiliki tim tanggap darurat bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Makadari itu simulasi pun dilakukan untuk melatih kesiapsiagaan tim tanggap darurat.

    Baca Juga:  Produk Inovasi Civitas INSTIKI Menyita Perhatian Wali Kota Denpasar di DTIK Festival 2024!

    Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial PSBN Mahatmiya, Ibrahim Firdaus menjelaskan bahwa pihaknya dituntut untuk memiliki tim tanggap darurat yang bisa bergerak cepat dan tepat saat terjadi bencana alam maupun bencana sosial. Melalui SK, para pegawai di Mahatmiya telah dibagi menjadi beberapa tim mulai dari tim pemadam, tim komunikasi, tim evakuasi, hingga tim kesehatan. “Jadi tim tanggap darurat ini akan bergerak cepat sesuai tugas mereka ketika terjadi bencana alam,” ujarnya.

    Dalam simulasi yang diikuti oleh 50 orang PM dan 46 orang pegawai ini, digambarkan telah terjadi gempa bumi sehingga satpam membunyikan kentongan sebagai tanda bahaya, kemudian tim akan bergerak sesuai tugasnya termasuk mendampingi PM menuju titik kumpul yang telah ditentukan. “Selanjutnya tim mengabsen satu per satu, ada juga tim yang menyisir setiap ruangan, dan apabila ada yang cedera tim kesehatan akan bergerak,” paparnya.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gandeng Bulog, Siapkan 32 Ton untuk Operasi Pasar

    Kata dia, mengevakuasi PM yang merupakan penyandang disabilitas tuna netra memang memiliki kendala tersendiri. Sehingga simulasi serupa akan rutin dilakukan guna melatih kesiapsiagaan tim dan PM apabila bencana tersebut terjadi.“Mereka yang netra ini memang berbeda dengan orang normal, tentu saat terjadi bencana kepanikan akan muncul, bukan tidak mungkin saat panic anak-anak bingung mencari titik kupul sehingga bisa saja bertabrakan dan potensi cedera sangat besar. Sehingga tim harus cermat dan detail melakukan evakuasi,” tegas Firdaus.

    Baca Juga:  Komisi IV DPRD Tabanan Minta Pemerintah Serius Tangani Sekolah Rusak

    Sementara itu, simulasi yang dilakukan kemudian akan langsung dievaluasi sehingga hal-hal yang kurang bisa segera diperbaiki. Disamping itu respon pegawai dan PM juga akan dievaluasi. “Karena ini simulasi pertama kali, maka harus dievaluasi, selain respon, kita lihat letak assembly point juga menghalangi jalur evakuasi, karena titik kumpul ada didepan sehingga menghambat jalur mobil sehingga ini akan dievaluasi agar lebih sesuai,” tegas Konsultan Sistem Manajemen Mutu ISO, Abdul Hanifah. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi