PariwisataTabanan

Sediakan Fasilitas Untuk Helikopter, DTW Jatiluwih Bangun Helipad Ditengah Subak Jatiluwih

    TABANAN, Kilasbali.com-Sebagai bentuk penyediakan fasilitas bagi tamu VVIP yang akan berkunjung ke DTW Jatiluwih, Manajemen DTW Jatiluwih yang bekerjasama dengan Air Bali membuat helipad ditengah sawah tepatnya di Subak Jatiluwih, tempek Besi Kalung, Kecamatan Penebel, Tabanan. Namun keberadaan Helipad dilahan 1 are tersebut belum bisa difungsikan karena masih tahap uji coba.

    Manager DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa menjelaskan, sebelum dibuatnya Helipad tersebut, koordinasi dengan subak, dan warga seluruhnya telah dilakukan. Bahkan sudah ada rancangan MOU dengan subak, pemilik lahan dan penyanding karena yang terkena dampak. “Mereka sudah kami tawarkan dan sudah disepakati rancangan MOU itu,” ungkapnya, Minggu (16/9/2018).

    Baca Juga:  Kasus Positif Rabies pada Hewan di Tabanan Bertambah Jadi Tujuh

    Meskipun demikian, menurut Sutirtayasa keberadaan Helipad tersebut masih tahap uji coba. Dimana berfungsi untuk mengetahui seberapa dampak yang ditimbulkan terhadap tanaman padi petani. “Kami akan lakukan uji coba berkali-kali, dimusim apa boleh turun, apakah musim tandur, musim hijau atau musim setelah panen,” bebernya.

    Sutirtayasa mengakui, dibuatnya landasan ini untuk menata dan memberikan fasilitas terhadap wisatawan khusus tamu VVIP yang akan berkunjung ke Jatiluwih. Karena ia menilai Bali secara umum di perjalanan darat sudah macet. Lagi pula lahan yang digunakan sudah tidak bisa dibuat sawah. Bahkan lahan hanya 1 are tidak terlalu merusak.

    Baca Juga:  Pengukuhan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

    Ditambahkan apabila selama uji coba ditemukan dampak sampai merusak gagal panen maka bisa saja dihentikan karena didalam perjanjian tersebut sudah dicantumkan. “Yang jelas dibuatnya landasan tidak memaksa. Kalau tidak cocok bisa di stop,” tegasnya.

    Disinggung terkait dengan ijin, kata Sutirtayasa masih menunggu kesiapan dari masyarakat. Jika selama uji coba tidak ada masalah dan masyarakat subak siap maka tentu akan diproses. “Kami tidak mungkin langsung urus ijin ketas, harus dibawah dulu kalau sudah siap tentu langsung diproses. Karena sekarang subak masih terus memantau selama uji coba ini,” tandasnya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi