SosialTabanan

Sempat Dipasung, Warga Gangguan Jiwa Dirujuk ke RSJ Bangli

    TABANAN, Kilasbali.com– Suasana haru nampak menyelimuti keluarga rumah keluaga Ni Ketut Sani (70), Banjar  Suralaga, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan. Pasalnya salah seorang anggota keluarga, Komang Sudiartana (40) harus dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli untuk mendapat perawatan kejiwaan yang difasilitasi Dinas Sosial (Dinsos) setempat.

    Di ruang pasung berdinding tembok batako yang bersebelahan dengan kamar mandi dan terdapat sebuah closet jongkok itu, Sudiartana menghabiskan waktu pasca mengalami gangguan kejiwaan. Saat keluar ruang pasung, Sudiartana yang menggenakan baju merah dan celanan pendek tak melakukan perlawanan dan manut-manut saja saat dituntun oleh Wayan Gari kejalan dimana mobil diparkir. Wayan Gari turut mengantar adiknya ke RSJ Bangli dengan menggendarai sepeda motor

    Baca Juga:  Atasi Stunting 'Berkunjung dan Berbagi', Rai Wahyuni Sanjaya Berkolaborasi dengan Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Bali

    Menurut Gari, Sudiartana sempat dirawat di RSJ Bangli selama kurang lebih 5 hari. Namun demikian oleh keluarga agar dirawat di rumah. “Ibu saya takut, karena di RSJ sempat ada keribitan sesama pasian. Ibu saya takut kalau itu terjadi sama adik saya, makanya disuruh ajak pulang saja,” kata Gari sesaat sebelum sang adik diantar menuju RSJ Bangli, Rabu (2/5).

    Sudiartana, mengelalami gangguan jiwa sekitar tahun 1998 pasca kecelakaan hebat yang terjadi di tahun 1997.  Kala itu, tutur kakak kandung pasien, I Wayan Gari, Sudiartana mengalami kecelakaan hingga kaki kiri patah hingga hampir aputasi. “Mungkin karena itu adik saya depresi,” ucapnya.

    Baca Juga:  Jelang Mudik Lebaran 2024, Dishub Tabanan Gelar Ramp Check

    Sementara itu, Kabid Rehabilitasi dan Pelayanan Dinsos Tabanan, Driana Rika Rona, mengatakan, pihak selalu melakukan pendataan dan pemahaman kepada masyarakat, warga yang menggalami gangguan kejiwaan tidak boleh dipasung, melainkan harus mendapat penanganan.

    “Memang sudah sempat dirawat, tapi karena ada luka (di kaki) harus mendapat perawatan di RS Sanglah. Setelah itu pulang dan sudah biasa di rumah. Cuamn karena da putus obat lagi dikurung,” katanya. Dikatakanya, pihaknya saat ini menggalakan program bebas pasung. Dipasungnya Sudiartana informasi yang diterima dari Puskesmas Kediri. “Kalau pasungnya tidak bisa dipastikan berama lama sudah dilakukan, karena saat kumat saja di pasung, dan ini namanya pasung kurung,” katanya.

    Pihaknya berupaya menjelaskan kepada keluarga, agar penderita bisa dirawat di RSJ Bangli karena sebelumnya pihak keluarga sempat menolak. “ibunya sempat pedalem (kasihan), kami berikan penjelasan, agar penderita bisa mendapat penanganan yang baik,” katanya. Setelah dirujuk ke RSJ, pihaknya masih tetap melakukan monitoring perkembangan pasien di RSJ Bangli. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi