Buleleng

Singsingkan Lengan Baju, Eks Pekerja Hotel Jualan ‘Si Melon’

    BULELENG, Kilasbali.com – Gegara pandemi Covid-19, pekerja sektor pariwisata sebagian besar dirumahkan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat sepinya turis asing yang berlibur ke Bali.

    Seperti yang dialami I Gede Landy Radita, 21, yang di-PHK dari tempatnya bekerja di Hotel Hyatt Nusa Dua.

    Paska dipecat, iapun memutuskan pulang kampung ke tempat kelahirannya di Banjar Kanginan, Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.

    Landy pun tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Pemuda ini langsung menyingsingkan legan baju untuk sekadar bertahan sembari berharap pandemi ini segera berlalu.

    Baca Juga:  MR.DIY Kini Hadir di Kerobokan - Badung

    Pemuda ini segera banting setir neralih profesi menjadi penjual gas elpiji keliling, khususnya gas isian 3kg alias si melon.

    Kendatipun hasilnya tak seberapa jika dibandingkan bekerja di hotel, ia mengaku bersyukur membantu meringankan beban orangtua.

    “Pertama kali diberitahu akan kena PHK sekitar bulan Maret 2020, dan pada pertengahan April 2020 saya diberhentikan. Karena kunjungan wisatawan kian sepi,” tuturnya, Senin (8/2/2021).

    Landy menuturkan, dirinya mulai bekerja di hotel itu, bulan Oktober 2018, kemudian diberhentikan bulan April 2020. Status bekerja sebagai karyawan kontrak.

    Baca Juga:  ‘Police Go to School’ Cegah dan Deteksi ‘Bullying’ di SD

    “Dulu, upah per bulan Rp 3,1 juta. Kalau sekarang jualan gas elpiji, hasilnya nggak tentu, terpenting tidak memberatkan pikiran dan jadi beban orangtua, apalagi masih punya adik-adik yang butuh biaya,” ujarnya.

    Landy juga menuturkan bahwa kondisi yang sama juga dialami sepupunya yakni, Ni Luh Rediasri Zender (26). Di-PHK dari tempatnya bekerja di Bali Internasional Golf Nusa Dua.

    Kini, Zender mengikuti jejak Landy menjalankan bisnis gas elpiji keliling dengan memanfaatkan kepercayaan dari agen gas LPJ PT Windhu Pusaka Sakti yang mulai beroperasi pada bulan September 2020 lalu di Banjar Kanginan, Desa Bila.

    “Upah training per hari Rp 50 ribu. Ya, disyukuri saja sementara ini. Kerja disini masih training selaku manajemen. Pengiriman gas elpiji sekitar 560 unit per bulan diangkut armada 28 truk. Saat ini, ada 8 pangkalan dilayani di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sawan dan Kubutambahan,” singkatnya. (pas/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi