Bangli

Sosialisasi Bela Negara dan Komcad, Kodim Bangli Gandeng Kemenhan

    BANGLI, Kilasbali.com – Kodim 1626/Bangli menggelar Sosialisasi Bela Negara dan Komponen Cadangan (Komcad) kepada ratusan generasi milenial di Kabupaten Bangli. Bersinergi dengan Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, kegitaan sosialisasi tersebut diselenggarakan pada Kamis (27/02/2020) di Museum Batur Geopark, Kintamani, Bangli.

    Hadir di antaranya jajaran Forkopimda dan perwakilan SMA se Kabupaten Bangli serta salah satu universitas di Kabupaten Bangli.

    Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, Kolonel Inf Ketut Budiastawa menjelaskan, inisiatif sosialisasi bela negara dan komando cadangan datang dari Dandim 1626/Bangli.

    “Inisiasi kegiatan ini datang dari Dandim Bangli. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara sudah diundangkan dan kegiatan ini merupakan implementasi dari undang-undang tersebut,” kata Budiastawa.

    Menurut Budiastawa nantinya akan ada 25 ribu komponen cadangan yang akan direkrut dengan kisaran usia 18-35 tahun. Perekrutan puluhan ribu komponen cadangan itu akan terbagi menjadi tiga tahap. Hanya saja, untuk teknis pelaksanaannya masih menunggu program dan anggaran dari pemerintah pusat.

    “Akan ada 25 ribu orang komponen cadangan yang direkrut. Untuk pelaksanaannya menunggu program dan anggaran dari negara. Kita sosialisasi tentang itu, sekaligus memberikan sosialisasi kepada adik-adik kita memahami tentang NKRI, memahami diri sendiri, keluarga, daerah, provinsi dan Indonesia. Kita juga sampaikan penjelasan mengenai mindset atau cara berpikir keindonesiaan, cinta tanah air,” tutur dia.

    Pada acara yang mengambil tema “Komponen Cadangan dan Upaya Memperkuat Pertahanan Indonesia Sebagai Negara Maju”, Kolonel Budiastawa memaparkan beda komponen cadangan dan bela negara. Komponen cadangan, selanjutnya, akan dilatih khusus melalui beberapa persyaratan.

    Baca Juga:  ABS! Urip-GP Idola Masyarakat Tabanan?

    “Ada uji tesnya dan pelatihan selama tiga bulan. Dapat dukungan finansial, transport dan uang sakunya itu didukung,” katanya.

    Sementara bela negara merupakan amanah undang-undang, di mana setiap setiap warga negara memiliki kewajiban dan hak untuk bela negara. “Bela negara itu bukan hanya mengggunakan senjata saja. Dia bekerja sesuai dengan profesi masing-masing, bertindak pofesional dan proporsional di bidangnya, dia bermanfaat di lingkungannya berarti dia sudah bela negara. Mengharumkan nama diri, keluarga, lingkungan dan daerahnya itu sudah bela negara”, tambah Kolonel Budiasa.

    Soal urgensinya, Kolonel Budiasa menilai amat dibutuhkan. Katanya, negara maju semisal Amerika Serikat dan China telah melaksanakan bela negara dan menyiapkan komponen cadangan.

    Baca Juga:  Sanjaya Didukung Penuh Jadi Cabup Lagi, Bursa Posisi Wabup Diprediksi Ramai

    “Kenapa sangat penting, karena sebagai warga negara kalau dia tak memiliki jiwa bela negara di segala bidang itu justru akan merongrong negara. Contoh, punya harta disimpan di luar (negeri) dimana yang seharusnya dikuasai negara, malah dikuasai pribadi dan kelompok. Itu merusak, merongrong dan melemahkan negara,” jelas Kolonel Budiastawa.

    “Komponen cadangan ini kenapa urgent, karena kita tidak tahu kapan suatu ancaman akan terjadi. Jangan sampai kita RBT (Rencana Bangun Tidur). Jadi, sejak sekarang disiapkan. Begitu muncul waktunya, dia sudah siap digerakkan. Sama seperti atlet, tetap latihan keras, begitu ada pertandingan sudah siap. Begitu juga komponen cadangan,” ulas Kolonel Budiastawa.

    Dandim 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono mengatakan, apa yang dilakukannya dengan menggelar kegiatan ini sebagai bagian dari tugas melaksanakan pembinaan daerah membantu pemda dalam membina masyarakat, khsususnya generasi milenial agar sadar mengenai bela negara. “Kemudian, disiapkannya komponen cadangan ini kami sosilisasikan kepada generasi milenial, di mana mereka memiliki pemikiran kreatif, inovatif, out of the box dan cepat beradaptasi dengan teknologi. Berangkat dari literasi itu, mereka sangat rentan terkontaminiasi perkemangan Medsos dan online”, kata Dandim yang karib disapa Letkol HTL itu.

    Baca Juga:  ‘Police Go to School’ Cegah dan Deteksi ‘Bullying’ di SD

    Menurut Letkol HTL, informasi yang begitu luas yang diterima tanpa disaring oleh mereka boleh jadi mengikis karakter dan rasa nasionalisme mereka.

    “Mereka bersinggungan secara visual, melihat, mendengar dan memerhatikan menggunakan perasaan dan pikiran, sehingga bisa mengganggu karakter mereka. Melalui kegiatan ini kita ingin memberikan informasi yang benar dan baik yang disandingkan dengan empat konsensus kebangsaan. Dengan begitu, karakter mereka tak terkikis juga tak membatasi ruang gerak mereka. Mereka tetap dengan jati dirinya tetapi memiliki kecintaan kuat terhadap Indonesia,” tutur Letkol HTL.

    Kepala Divisi SDM Museum Batur Geopark, Jro Saba amat mendukung kegiatan ini. Katanya, generasi muda memang perlu dibina agar memiiki pemahaman kebangsaan yang kuat.

    “Kami sangat mendukung acara bela negara ini demi keutuhan NKRI, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Generasi milenial sangat perlu diberikan pembinaan agar mempunyai pemahaman kebangsaan dan paham dengan ideologi negara Pancasila,” tutur dia. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi