PendidikanSeni BudayaTabanan

STAHN Mpu Kuturan Singaraja Konservasi dan Indentifikasi 83 Lontar di Jeroan Blayu Marga

    TABANAN, Kilasbali.com – Sebanyak 83 lontar yang tersimpan di Jeroan Blayu Marga berhasil dikonservasi dan diindetifikasi oleh dosen beserta mahasiswa Prodi Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali, Jurusan Dharma Acarya, STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang bekerja sama dengan Tim Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Marga, Tabanan.

    Dalam kegiatan tersebut, juga ditemukan lontar Gama Tirta yang diyakini sebagai ajaran yang cukup tua yang menjelaskan tentang keberadaan agama Hindu sebelum bernama Hindu seperti sekarang.

    Baca Juga:  Ini Dia Juara PLN Journalist Awards 2023 untuk Peliputan di Bali

    Selain itu, di Jeroan Blayu juga ditemukan sekitar 20-an naskah babad tidak hanya Babad Arya, tapi juga Babad Pasek dengan kondisi cukup baik.

    Kaprodi Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali, Komang Puteri Yadnya Diari, S.S., M.Pd., mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian terhadap masyarakat. “Hutang sastra dibayar dengan sastra,” katanya, Sabtu (27/7/2019)

    Baca Juga:  Pengukuhan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

    Menurutnya, kegiatan ini selain sebagai realisasi Tri Dharm Perguruan Tinggi juga sebagai bagian dari hidup bagi seseorang yang mempelajari bahasa, sastra, dan aksara Bali.

    “Mereka para mahasiswa dan dosen berhutang secara “maya” pada naskah-naskah lontar yang sering dijadikan objek penelitian, pembahasan, maupun pembelajaran dalam kesehariannya,” jelasnya.

    Dikatakannya, hutang-hutang tersebut dibayar secara nyata melalui kegiatan berupa konservasi dan identifikasi lontar di rumah-rumah warga yang memiliki kepentingan terhadap sastra.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gandeng Bulog, Siapkan 32 Ton untuk Operasi Pasar

    Penglingsir Jeroan Blayu I Gusti Arya Wisata mengatakan, lontar Gama Tirta diyakini sebagai ajaran yang cukup tua. “Lontar Gama Tirta menjelaskan tentang keberadaan agama Hindu sebelum bernama Hindu seperti sekarang,” pungkasnya. (kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi