PariwisataTabanan

Tahun 2018, Wisatawan Yang Berkunjung Ke Jatiluwih Disuguhi Atraksi Metekap

    TABANAN, Kilasbali.com-Upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawa ke Jatiluwih, Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, resmi melaunching atraksi Metekap atau Membajak Sawah, Sabtu (6/1/2018) yang dapat dinikmati langsung oleh para wisatawan yang berkunjung.

    Atraksi itu pun mendapatkan respon sangat baik dari para wisatawan yang berkunjung. Mereka bahkan  langsung mencoba membajak sawah secara tradisional menggunakan seekor kerbau meskipun harus Bermandi lumpur.

    Divisi Promosi DTW Jatiluwih, I Wayan Wiranata menjelaskan, bahwa dipersembahkannya atraksi Metekap merupakan program baru dari DTW Jatiluwih di tahun 2018 ini. Dimana kegiatan itu bertujuan untuk memberikan wisatawan pengalaman yang tak bisa dilupakan saat berkunjung ke Jatiluwih. “Bahkan kami ingin mereka datang lagi dan lagi ke Jatiluwih,” ujarnya.

    Ia menambahkan jika, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk edukasi masyarakat, terlebih dengan modernisasi yang terjadi, petani mulai jarang membajak sawah dengan sapi atau kerbau, dan beralih menggunakan traktor. Nantinya, DTW Jatiluwih akan merancang tiga paket Membajak Sawah yang ditawarkan kepada wisatawan. “Nantinya ada paket 1 yaitu 1 sampai 2 orang, paket 2 yakni 3 sampai 6 orang, dan paket 3 yakni 6 hingga 10 orang,” sambungnya.

    Baca Juga:  Diprediksi Meningkat Kunjungan Wisatawan ke Tanah Lot Selama Bulan Ramadan

    Selain menyasar wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Jatiluwih, kegiatan Membajak Sawah juga menyasar siswa yang melaksanakan study tour atau outing sekolah. Untuk itu pihaknya pun kini tengah gencar melakukan promosi program tersebut melalui media sosial maupun website resmi DTW Jatiluwih.

    Dari subak yang terdiri dari 7 Tempek di Desa Jatiluwih seluas 303 ha, nantinya titik-titik lokasi membajak sawah akan disebar. Dengan kegiatan ini, DTW Jatiluwih juga memberdayakan petani yang ada di Desa Jatiluwih. “Termasuk nanti kita akan jelaskan kepada wisatawan mengenai kegiatan petani secara tradisional dan upacara serta kearifan lokal kita kesini,” pungkasnya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi