TABANAN, Kilasbali.com – Warga di Banjar Dinas Mundeh Kawan, Desa Mundeh Kangin, Selemadeg Barat, Tabanan gempar dengan aksi tak patut ditiru yang dilakukan oleh salah satu warganya, I Made Setyawan alias Sopio. Pria berusia 42 tahun ini nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di gubuk yang terletak di areal kebunnya di Banjar Mundeh. Korban ditemukan tak bernyawa pada Rabu (17/3/2021) malam sekitar pukul 20.30 WITA.
Dari informasi yang dihimpun, sebelum ditemukan tewas, pada Rabu, 17 Maret 2021 sekitar pukul 19.00 WITA, saksi I Wayan Diarsa ditelpon iparnya, yaitu istri dari korban Ni Wayan Yoginingsih.
Yoginingsih menanyakan apakah korban ada main ke rumahnya? Diarsa pun menjawab bahwa tidak ada korban ke rumahnya. Yoginingsih kemudian menceritakan bahwa sehabis sembahyang pada siang hari korban pergi ke kebun. Namun hingga larut malam belum juga pulang.
Mendengar penuturan itu, Diarsa segera mencari ke kebun prancak arah timur rumah milik korban, namun korban tidak ditemukan.
Selanjutnya dicari ke kebun sontot arah barat. Sesampai di kebun itu, Diarsa hanya menemukan sepeda motor korban jenis Kawasaki KLX terparkir di bawah pohon manggis.
Tanpa menaruh curiga Diarsa kemudian menuju gubuk untuk mencari korban. Namun betapa terkejutnya Diarsa seusai membuka pintu terpal berwana biru itu. Diarsa menemukan korban telah tergantung.
Melihat pemandangan itu, Diarsa segera menghubungi Jro Bendesa Adat Mundeh Kangin dan melaporkan ke Polsek Selemadeg Barat.
Mendapat laporan itu, petugas Unit Reskrim, Intel dan Babinkamtibmas beserta tim medis Puskesmas Selemadeg Barat segera ke TKP.
Saat tiba sekitar pukul 22.30 WITA, petugas telah mendapatkan korban pada saat itu sudah diturunkan dan di baringkan oleh masyarakat pada dipan yang ada di dalam gubuk tersebut.
Dari hasil pemerikasaan yang di lakukan tim medis, pada leher terdapat luka bekas jeratan, keluar cairan dari alat kelamin serta tidak di temukan adanya tanda-tanda kekerasan.
Kasubag Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia saat dikonfirmasi pada Kamis (18/3/2021) membenarkan peristiwa tersebut.
“Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah, sehingga jenasah diserahkan langsung kepada keluarga korban,” singkatnya. (gd/kas/kb)