DenpasarPeristiwa

Terima Audensi ITTC, Cok Ace Beberkan Ini

    DENPASAR, Kilasbali.com – Pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang sangat signifikan terhadap Bali, yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi, dan industri pariwisata sangat lesu. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) didampingi Kepala Dinas Pariwisata Purtu Astawa saat menerima audensi dari Indonesian Tourism Training Centre (ITTC) di ruang tamunya, Selasa (8/12/2020).

    Menurutnya, Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian dengan terus berupaya memperoleh kepercayaan publik, bahwa Bali siap untuk dikunjungi kembali wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

    Oleh karenanya, pihaknya berharap kepada para pengusaha hotel dan restaurant untuk tetap optimis bahwa pariwisata Bali akan segera bangkit kembali. Usaha untuk menerapkan protokol kesehatan untuk membangun kepercayaan dikalangan wisatawan yang akan berkunjung ke Bali terus digaungkan.

    Pada kesempatan itu, Cok Ace yang juga Ketua BPD PHRI Bali membeberkan penerapan Cleanliness, Healthy, Safety and Environment (CHSE) pada 14 sektor kegiatan masyarakat, seperti pada bisnis pariwisata hotel, restoran, objek wisata, jasa travel agen, wisata air dan bisnis.

    Baca Juga:  Trans Studio Bali Hadirkan Show Spesial Lebaran hingga 21 April 2024

    “Ini merupakan langkah startegis yang telah diambil oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam protokol kesehatan yakni menerapkan CHSE, termasuk penerapan pembayaran non tunai dengan aplikasi QRIS, serta menyiapkan program berbasis branding, advertising, dan selling terus digencarkan sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali,” ungkapnya.

    Selain itu, lanjut dia, Pemerintah Provinsi Bali juga memiliki startegi baru dalam mencegah dan menghentikan penularan Covid-19 dengan selalu menerapkan 3T (Tracing, Testing and Treatment) disamping melibatkan desa adat yang berdasarkan kearifan lokal dengan pembentukan Satgas Gotong Royong.

    “Selain penaganan Covid-19, penurunan pariwisata Bali juga menjadi perhatian, strategi pengembalian pariwisaya juga tetap dipikirkan, termasuk terus menjajaki kerjasama dengan pelaku industri diluar dan survey tren pariwisata sebagai akibat dari Covid-19,” tandas panglisngsir Puri Ubud ini.

    Baca Juga:  Ditinggal Mudik, Warung di Kerambitan Dibobol Maling

    Sementara itu, Ketua ITTC Made Arya Astina menyampaikan, dibentuknya forum ini untuk menghadirkan pelatihan dan sertifikasi berkualitas internasional yang dibutuhkan dunia pariwisata serta mewujudkan ekosistem yang kondusif serta membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Indonesia yang berdaya saing global, sehingga Bali sebagai lokomotif pariwisata Indonesia dipandang perlu membutuhkan ITTC, sebagai upaya pengembangan SDM dengan tenaga yang terampil dan siap kerja.

    Baca Juga:  Gegara Hujan Angin Puluhan Hektar Tanaman Padi Rusak

    “ITTC selalu mendorong ditanamkannya budaya entrepreneurship (wirausaha) pada lembaga pendidikan dan pelatihan, disamping mewujudkan sumber daya manusia pariwisata yang agile dan adaptif. ITTC selalu membangun kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan dengan dunia industri pariwisata sehingga saling memberikan benefit, sehingga mampu meningkatkan citra lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata dengan pengakuan kualitas lembaga,” tandasnya. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi