Ekonomi BisnisTabanan

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, TFP Dorong Petani Di Tabanan Gunakan Sistem Teknologi Blockchain

    TABANAN, Kilasbali.com– Ditetapkanya Subak Jatiluwih sebagai warisan budaya oleh UNESCO, untuk itu The Funding Partners (TFP) yang bergerak dibidang agribisnis berencana mengembangkan pertanian modern berbasis teknologi blokchain, di Banjar Wang Aya, Desa Wang Aya, Penebel, dengan luas lahan 60 hektar. Yang nantinya akan dijadikan perkebunan kopi dan durian. Sehingga TFP mendorong petani untuk bisa menggunakan teknologi blokchain. Pasalnya teknologi tersebut untuk kemajuan para petani agar bisa memasarkan produk hasil tanam perkebunan yang berkwalitas, secara otomatis petani tidak langsung bertransaksi dengan para tengkulak.

    Komisaris TFP Indonesia, Joko Eko Saputro menjelaskan, digunakannya teknologi blokchain mampu memantau perkembangan perkebunan, dari awal menanam, hingga panen, sampai proses pemasaran ke luar negeri. Sehingga customer yang berada di luar negeri bisa mengetahui kapan waktu penanaman serta panen. Artinya teknologi block chain tersebut menjadi pasar digital terbaru bagi petani, dengan didukung dengan hasil panen yang berkwalitas dan mempunyai mutu standar internasional.

    Baca Juga:  Kasus Positif Rabies pada Hewan di Tabanan Bertambah Jadi Tujuh

    “Kami akan mengawasi mulai dari penanaman petani sampai dengan pemasaran ke luar negeri, itu semua dengan sistem block chain,” tandasnya, saat meninjau lokasi yang akan dijadikan projectnya, sabtu (18/8/2018) di Tabanan, didampingi oleh CEO TFP Mr. Jim Edward dan Praktisi bisnis Desak Kiky.

    Tidak hanya itu saja, Eko mengatakan dengan adanya sistem tersebut membuat pendapatan petani meningkat tiga kali lipat dari hasil yang didapatnya. Sebab saat ini petani di Bali rata-rata dalam bercocok tanam maupun memasarkan produknya masih sangat tradisional sekali. Sehingga pihaknya mendorong agar petani di Bali bisa menjadi petani yang modern, seperti halnya menanam kopi dan duren dilahan yang sama. “Artinya kedua tanaman tersebut akan bergantian memanen, jadi para petani tidak tergantung lagi dengan musim,” paparnya Eko.

    Baca Juga:  Golkar-Gerindra di Tabanan Kebagian Jatah Wakil Ketua DPRD

    Selain itu juga dalam bentuk kerjasama petani dengan TFP, pihaknya akan memberikan bibit dan modal secara gratis hingga pupuknya. Sehingga petani tinggal menggarap lahannya saja dan hasilnya juga akan diserahkan ke petani tersebut. “Kita akan support penuh para petani di Jatiluwih, nanti kita akan buat perkebunan maupun pertanian yang modern dengan sistem teknologi block chain,” ungkapnya Eko.

    Baca Juga:  Pengukuhan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

    Dengan adanya kerjasama Petani Jatiluwih dengan TFP, ditanggapi serius oleh Bandesa Adat Jatiluwih, Made Sudipta. Pasalnya kerjasama tersebut sangat bermanfaat serta membantu para petani di desanya, artinya dari dulu petani di Jatiluwih pendapatannya hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari saja. Dengan adanya kerjasama ini pihaknya berharap ada perubahan untuk warganya yang menjadi petani. “Kami sangat mendukung sekali kerjasama dengan TFP, dan masyarakat kami sangat antusias sekali. Saya sangat berharap sekali kepada petani agar ada kemajuan di kedepannya nanti,” harapnya. (*KB).

    Back to top button

    Berita ini dilindungi